Rabu 28 Oct 2020 17:05 WIB

Hassan Rouhani: Menghina Nabi Dorong Aksi Kekerasan

Presiden Iran menilai negara barat harus berhenti mencampuri urusan umat Islam

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Iran Hassan Rouhani,
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani,

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengecam tren Islamofobia baru-baru ini di Prancis. Menurutnya sikap dan tindakan demikian hanya akan mendorong kekerasan. 

"Di dunia saat ini, perdamaian dan stabilitas akan terjaga dalam masyarakat kita hanya jika kita saling menghormati. Menghina nabi hanyalah dorongan untuk melakukan kekerasan dan tindakan tidak bermoral," kata Rouhani saat berpidato di sidang kabinet pada Rabu (28/10), dikutip laman Mehr News Agency. 

Rouhani berpendapat jika negara-negara Barat tulus dalam mengupayakan perdamaian dan keamanan, mereka harus berhenti mencampuri urusan umat Islam. "Sungguh mengejutkan bahwa negara-negara yang mengklaim menghormati kebebasan, hak, dan hukum mendorong orang untuk saling menghina dan tokoh-tokoh utama. Orang Barat harus memahami bahwa Nabi Islam (Muhammad SAW) adalah cinta semua Muslim dan pencari kebebasan dunia," ucapnya. 

Dia kembali memperingatkan tentang kesucian Nabi Muhammad dalam Islam. "Menghina Nabi sama dengan menghina semua Muslim, semua nabi, dan semua nilai kemanusiaan," ujar Rouhani. 

Saat ini Prancis tengah menjadi sorotan menyusul peristiwa pemenggalan kepala seorang guru oleh muridnya yang berusia 18 tahun pada 16 Oktober lalu. Guru tersebut bernama Samuel Patty. Sebelum dibunuh, Patty diketahui menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari pelajaran kewarganegaraan.

Opini publik Prancis terbelah dalam menanggapi peristiwa itu. Namun Presiden Emmanuel Macron jelas mengecam pembunuhan Patty. Menurut dia, peristiwa itu adalah serangan teroris Islam. Macron menegaskan bahwa membuat dan memperlihatkan kartun Nabi Muhammad merupakan bagian dari kebebasan berbicara serta berekspresi di Prancis.

Macron pun mengeluarkan komentar bernuansa sentimen anti-Islam. Dia menyebut Islam adalah agama yang tengah dilanda krisis di seluruh dunia. Sikap dan komentar Macron telah menuai kecaman dari dunia Arab, termasuk Turki dan Indonesia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement