REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menanggapi kesal terkait aksi demonstrasi yang kerap merusak fasilitas publik. Dia menegaskan, aksi massa memang diperbolehkan untuk diadakan namun memiliki aturan untuk tidak merusak fasilitas yang ada.
"Ada aturan dalam demo diizinkan karena ketika reformasi kita masuk ke dalam era demokrasi. Iya, tapi ada aturannya bahwa untuk tidak merusak," kata Megawati dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (28/10).
Megawati menyayangkan perusakan halte Transjakarta yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggung jawab dalam aksi demonstrasi. Megawati mengatakan, membutuhkan anggaran keuangan negara yang tidak sedikit untuk membangun satu halte Transjakarta.
Berdasarkan informasi yang dia dapatkan, pembangunan satu halte Transjakarta diperkirakan menghabiskan dana negara sekitar Rp 3 miliar. Dia lantas mewajarkan sikap aparat yang mengamankan beberapa demonstran setelah aksi perusakan fasilitas publik tersebut.
"Masya Allah susah-susah bikin halte Transjakarta enak saja di bakar, emangnya duit lo! Ditangkap nggak mau, gimana ya. Saya sih pikir lucu banget nih Republik Indonesia sekarang," katanya.
Pernyataan tersebut juga dilontarkan Ketua Umum PDIP itu bersamaan dengan perayaan hari sumpah pemuda. Dia meminta para pemuda untuk tidak melupakan alasan tercetusnya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 silam.
Dia mengatakan, saat itu para pemuda yang berada dalam tekanan penjajah bersatu dan bersumpah untuk persatuan tanah air Indonesia. Mega lantas menantang generasi muda saat ini untuk melakukan hal serupa.
"Anak muda kita, aduh saya bilang sama Presiden, jangan dimanja, dibilang generasi kita generasi milenial. Saya mau tanya, hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial. Apa sumbangsih kalian kepada bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja," katanya.
BACA JUGA: Bahayakan Ekonomi, Prancis Desak Negara-Negara Arab Hentikan Boikot Produk Mereka