REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa telah menjalani isolasi mandiri setelah seorang tamu pada jamuan makan malam amal yang ia hadiri dinyatakan positif Covid-19, kata kantornya, Rabu (28/10).
"Presiden Cyril Ramaphosa telah memulai masa karantina mandiri menyusul diagnosis positif Covid-19 seorang tamu pada jamuan makan malam yang dihadiri Presiden hari Sabtu, 24 Oktober 2020," bunyi pernyataan dari kantornya.
Makan malam itu dihadiri 35 tamu dan berpegang pada protokol jarak fisik yang ketat, menurut kantor presiden.
"Presiden saat ini tidak menunjukkan gejala dan, sejalan dengan anjuran kesehatan Covid-19, akan diuji jika terlihat ada gejala," demikian isi pernyataan itu.
Afrika Selatan, ekonomi paling maju di Afrika, menjadi negara di benua tersebut yang paling parah dilanda virus corona jenis baru. Afsel sejauh ini mengalami 700.000 infeksi virus corona dan mencatat hampir 20.000 kematian. Catatan kasus baru memuncak pada akhir Juli sebelum kemudian turun secara tajam.
Penurunan angka infeksi itu memungkinkan Ramaphosa melonggarkan karantina wilayah, salah satu yang paling ketat di seluruh dunia, pada September. Pada bulan berikutnya, Oktober, Afrika Selatan membuka perbatasannya bagi warga internasional setelah larangan selama enam bulan.
Namun pekan lalu, Menteri Kesehatan Zweli Mkhize mengindikasikan ada risiko bahwa gelombang kedua infeksi bisa muncul. Jumlah kasus penularan virus corona telah meningkat tajam di kota wisata Cape Town. Keadaan seperti itu bisa memungkinkan penguncian ketat kembali diberlakukan.