Kamis 29 Oct 2020 02:01 WIB

Beralih Status Zona, Sawahlunto Ancang-Ancang Buka Sekolah

Sawahlunto baru saja beralih status dari zona merah menjadi zona oranye Covid-19

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Guru memeriksa suhu tubuh murid saat hari pertana masuk sekolah, (ilustrasi). Sawahlunto berencana kembali membuka sekolah.
Foto: ANTARA /Iggoy el Fitra
Guru memeriksa suhu tubuh murid saat hari pertana masuk sekolah, (ilustrasi). Sawahlunto berencana kembali membuka sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Wakil Wali Kota Zohirin Sayuti mengatakan pihaknya akan mulai mempersiapkan lagi membuka sekolah tatap muka langsung. Pekan ini, Sawahlunto baru saja beralih status dari zona merah atau zona resiko penularan tinggi menjadi zona oranye atau zona resiko penularan sedang.

Zohirin menyebut Sawahlunto akan membuka lagi sekolah tatap muka langsung bila status Kota Arang sudah beralih ke zona kuning.

Baca Juga

"Pemko Sawahlunto mulai mempersiapkan proses belajar mengajar dengan bertatap muka di sekola. Kami akan berkoordinasi bersama jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait proses belajar mengajar bertatap muka itu," kata Zohirin, melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (28/10).

Zohirin menjelaskan begitu Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sumatera Barat menetapkan Sawahlunto berada di zona kuning, maka 2 atau 3 hari kemudian mereka langsung memulai proses belajar mengajar di sekolah. Untuk minggu pertama, mereka memulai dari SMA dan SMP. Setelah itu seminggu selanjutnya baru di tingkat SD.

Zohirin berpesan agar para guru dapat maksimal dalam mendampingi dan mengawasi siswa untuk menerapkan protokol kesehatan. Menurut dia, guru sangat berperan bagi siswa untuk menaati protokol kesehatan karena murid akan patuh dan mencontoh teladan dari para gurunya. '

Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto Asril mengatakan saat pelaksanaan sekolah tatap muka langsung sudah berjalan lagi,  guru dan siswa wajib memakai masker dan faceshield. Proses belajar mengajar iizinkan sampai jam 11.00 WIB. Di mana proses belajar mengajar tanpa jam istirahat. Karena bila ada jam istirahat ada potensi siswa akan berkumpul.

Kemudian ditambahkan Asril, jika dalam satu kelas jumlah siswanya lebih dari 15 orang maka yang masuk hanya boleh setengah jumlah siswa tersebut. Setengahnya lagi masuk untuk hari selanjutnya.

"Jadi kita pakai konsep 50 persen belajar di sekolah, 50 persen belajar di rumah. Itu untuk jumlah siswa lebih dari 15 orang dalam 1 kelas," kata Asril.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement