Kamis 29 Oct 2020 02:22 WIB

Wisatawan di Kota Malang Diminta Patuhi Protokol Kesehatan

Wisatawan diminta lebih waspada saat berada di tempat wisata

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Wisatawan berswa foto di obyek wisata Kafe Sawah yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pujon Kidul di Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Wisatawan berswa foto di obyek wisata Kafe Sawah yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pujon Kidul di Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Para wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang diminta mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Hal ini penting lantaran Kota Malang sudah memasuki masa liburan panjang sampai 1 November mendatang.

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif mengimbau wisatawan lebih waspada saat berada di tempat wisata. Sebab, kasus positif Covid-19 di Kota Malang masih terus terjadi sampai sekarang. "Kami mengimbau untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan," katanya di Kota Malang.

Selama beraktivitas di luar ruangan, wisatawan setidaknya harus mengenakan masker. Tak lupa membawa cadangan masker dan cairan pembersih tangan di tas masing-masing. Jika terdapat wisatawan merasa sakit, maka yang bersangkutan diharapkan tidak berpergian.

Kota Malang merupakan salah satu kota tujuan wisata terfavorit di Jawa Timur (Jatim). Saat ini Kota Malang masih berada pada zona oranye atau kawasan berisiko sedang penyebaran Covid-19. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan daerahnya dapat berubah menjadi zona kuning dalam waktu dekat.

Total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Malang mencapai 2.012 kasus, Rabu (28/10). Dari jumlah tersebut, 202 orang meninggal dan 1.791 orang telah dinyatakan sembuh. Sementara 19 orang lainnya masih berada dalam perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement