REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI --- Rumah Fatwa Libya menyerukan pemboikotan produk-produk Prancis sebagai protes terhadap Presiden Emmanuel Macron yang telah menghina Islam dan Nabi Muhammad. Seperti dilansir the Libya Observer pada Kamis (29/10), Dewan Riset Rumah Fatwa Libya menyerukan kepada semua Muslim, konsumen dan pedagang untuk memboikot barang-barang Prancis termasuk makanan dan lainnya. "Pemboikotan itu senjata efektif dan menyakitkan," dalam pernyataannya Dewan Riset Fatwa Libya.
Dewan Fatwa Libya menekankan perlunya melakukan pemboikotan Prancis di semua level termasuk dalam hubungan resmi dan masyarakat umum. Dewan Fatwa juga meminta para sarjana, pengkhotbah, dan elit untuk berkontribusi dalam kampanye memprotes Prancis dan melawan Islamofobia dengan cara mendidik orang-orang tentang tugas mereka untuk mempertahankan keyakinan dan kesucian agama.
Sebelumnya Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam pernyataannya baru-baru ini justru membela dan mendukung penerbitan karikatur nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo yang telah memicu kemarahan negara-negara Muslim.
Seperti di Libya, para aktivis membuat kampanye daring yang menyerukan pemboikotan produk-produk Prancis dengan membagikan daftar merek produk Prancis yang harus dihindari oleh konsumen. Selain itu para aktivis juga menginformasikan sebuah aplikasi bernama Made In yakni sebuah aplikasi bagi konsumen agar dapat mengetahui asal produk dengan cara memindai kode pada produk tersebut.
Tak hanya di Libya, produk-produk Prancis dari makanan hingga produk kecantikan telah dihapus dari pusat-pusat perbelanjaan modern di Kuwait, Yordania, Qatar dan juga Mesir. Sementara itu protes juga tak hanya terjadi di Libya namun juga berlangsung di Suriah, jalur Gaza, Turki, Pakistan, Bangladesh. Langkah serupa juga dilakukan Arab saudi sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia Arab.
Sumber:
https://www.libyaobserver.ly/news/libyan-fatwa-house-calls-boycott-french-products