Kamis 29 Oct 2020 11:06 WIB

Industri Pariwisata Halal Butuh Strategi Inovasi untuk Pulih

Pemerintah fokus pada dua strategi utama untuk membangkitkan kembali pariwisata RI.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Wisata Halal. (Republika/Mardiah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri pariwisata halal butuh strategi inovasi untuk bisa pulih di masa dan pascapandemi Covid-19. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng menyebut pandemi telah mengubah lanskap bisnis pariwisata sehingga industri butuh adaptasi.

"Misal seperti masyarakat yang menjadi lebih perhatian pada kebersihan, keamanan, dan kesehatan, juga lebih memilih pada sustainable travel," katanya dalam International Conference on Muslim Friendly Tourism yang merupakan rangkaian Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020, Kamis (29/10).

Baca Juga

Sugeng menyebut saat ini pemerintah fokus pada dua strategi utama untuk membangkitkan kembali pariwisata Indonesia. Pertama, memastikan implementasi dari pengembangan pariwisata di 10 wilayah prioritas yang juga telah dikhususkan di lima wilayah super prioritas.

Kedua, memastikan implementasi dari kebijakan 3A yakni Access (akses), Amenity (kenyamanan), dan Attractiveness (daya tarik). Selain itu, pemerintah juga fokus untuk promosi dan peningkatan kapasitas dari praktisi industri.