REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Phil Collins dibikin geram oleh tim kampanye pilpres AS, Donald Trump. Apa pasal?
Pihak Trump rupanya tak menanggapi surat yang dilayangkan manajemen yang memprotes penggunaan lagu Phil Collins berjudul “In the Air Tonight”. Surat berikutnya pun dilayangkan oleh manajemen penyanyi berusia 69 tahun itu.
Trump telah mengabaikan surat resmi pertama yang memprotes pemutaran "In the Air Tonight" dalam kampanyenya. Manajer Collins mengecam penggunaan lagu yang hit pada 1981 itu melalui pengeras suara pada sebuah pertemuan di Des Moines, Iowa, pada 14 Oktober, dilansir laman Ace Showbiz, Rabu (28/10).
Perwakilan Collins mengungkap bahwa para pendukung Partai Republik telah diperingatkan agar tidak melanggar hak cipta musikus. Setelah itu, pengacara Collins, Mitchell Silberberg & Knupp LLP, menuntut jaminan bahwa itu tidak akan terulang lagi.
Protes penggunaan lagu ini dilayangkan karena Collins tak mendukung Trump sama sekali. Menurut TMZ, mereka juga mempermasalahkan "In the Air Tonight" yang digunakan untuk mengolok-olok pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.
Mengacu pada kampenye di Iowa, pengacara Collins menyatakan, penggunaan lagu itu sepenuhnya tidak sah. Dia juga sepakat dengan komentar di berbagai artikel di media yang menyebut bahwa hal itu sangat tidak pantas karena dimaksudkan sebagai referensi satire untuk Covid-19.
"Referensi itu dibuat pada saat Iowa menderita percepatan infeksi Covid-19. Tuan Collins tidak sepakat untuk meremehkan Covid-19,” tutur para pengacara.
Mereka mengungkapkan, Collins sangat prihatin atas rusaknya reputasi dan popularitasnya akibat penggunaan musiknya secara ilegal oleh Trump. Mereka lalu kembali melayangkan surat untuk menghentikan hal tersebut.
"Dalam keadaan itu, kami memperbarui permintaan agar segera mendapatkan jaminan bahwa tim kampanye Trump akan secara permanen berhenti menggunakan nama, kinerja, dan musik Tuan Collins pada setiap aksi kampanye di masa depan atau kesempatan lainnya," tulis mereka.
Collins tidak sendirian dalam mendesak Trump dan timnya untuk berhenti memanfaatkan lagu-lagu hit dalam kampanye pemilihan presiden. Collins berada di barisan yang sama dengan Neil Young, Dexys Midnight Runners, Panic At the Disco, The Rolling Stones, Linkin Park, dan Tom Petty.