REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Untuk mencegah penularan Covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor melaksanakan rapid test untuk para wisatawan yang berangkat menuju kawasan wisata Puncak. “Kita hari ini agak berbeda, kita lakukan rapid test yang dilaksanakan oleh Dinkes Kabupaten Bogor. Ini semata-mata bagaimana kita mencegah penularan Covid-19 masuk ke Kabupaten Bogor. Khususnya kawasan wisata Puncak,” ujar Kasatpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho, Kamis (29/10).
Agus menjelaskan, rapid test ini dilakukan di tiga titik. Yakni di Simpang Gadog, di Kantor Kecamatan Megamendung, dan di objek wisata Telaga Wisata. Saat ini, Dinkes Kabupaten Bogor menyiapkan 3.000 sampel rapid test yang akan digunakan hingga akhir libur panjang nanti, yaitu Ahad (1/11). Dari sejumlah wisatawan yang dilakukan rapid test, jika ada yang hasilnya reaktif maka wisatawan tersebut diwajibkan melakukan swab test saat itu juga.
“Kalau jumlahnya kita yang dipersiapkan 3.000 ya. Kita harapkan dengan adanya rapid test ini masyarakat akan lebih terdeteksi,“ tuturnya.
Dia menjelaskan, wisatawan yang diminta untuk melakukan rapid test adalah mereka yang kedapatan oleh petugas tidak melakukan protokol kesehatan, misalnya tidak menggunakan masker. Agus mengatakan, petugas tidak bisa meminta seluruh wisatawan untuk turut melakukan rapid test. Sebab, nantinya akan terjadi kepadatan akibat banyak kendaraan yang dihentikan.
Apalagi, hari ini mulai terjadi peningkatan pada arus lalu lintas. Menurut Agus, peningkatan ini terjadi akibat hari ini sudah memasuki hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW. Sehingga banyak masyarakat yang mulai berangkat menuju kawasan Puncak.
“Kalau kita juga semuanya kendaraan menuju Puncak dihentikan untuk rapid test sulit juga, makanya kita random. Dan saya pikir ini ya efektif juga lah,” ujar Agus.
Sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB, berdasarkan data di lapangan, Dinkes Kabupaten Bogor telah melaksanakan rapid test kepada 250 wisatawan di tiga titik pelaksanaan rapid test massal.
Salah seorang wisatawan asal Depok, Fahri Sahab (36 tahun) juga diminta petugas untuk melaksanakan rapid test. Sebelumnya, dia kedapatan petugas tidak mengenakan masker karena baru selesai makan. “Di tengah jalan saya sarapan, saya lepas masker, terus ada polisi. Dia minta rapid. Hasilnya alhamdulillah non reaktif,” ujarnya.
Menurutnya, pelaksanaan rapid test terhadap para wisatawan adalah hal yang bagus. Apalagi, jika dilanjutkan hingga ke swab test yang menurutnya lebih akurat. “Ini bagus, berarti semua orang tau. Yang lebih bagus lagi kalau bisa sampai ke swab test,” tutur Fahri yang hendak bermalam ke Puncak bersama keluarganya.