REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL--Pendiri organisasi kemanusiaan Muslim yang dibubarkan pemerintah Prancis mencari suaka ke Turki. Harapannya agar Barakacity tetap dapat melanjutkan kerja kemanusiaan mereka di sana.
Media Turki Daily Sabah, Kamis (29/10), melaporkan Idriss Sihamedi merilis serangkaian cicitan di media sosial Twitter. Ia mengatakan pemerintah Prancis membubarkan Barakacity yang telah membantu 2 juta orang di lebih 20 negara.
Sihamedi menautkan cicitannya ke Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia meminta agar dia dan organisasinya diberi suaka ke Turki.
Pada Selasa (27/10) lalu BBC melaporkan pemerintah Prancis mulai menindak tegas gerakan radikal Islam untuk merespons pembunuhan guru Samuel Paty pada bulan ini. Pelaku pembunuhan mengatakan ia menghukum guru tersebut karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad dalam pelajaran tata negara.
Dengan cepat dan tegas pemerintah Prancis menggelar penyelidikan, penutupan dan membuat rencana serta proposal yang terkadang sulit dilacak. Pemerintahan Presiden Macron tidak pernah melakukan tindakan sekeras ini sebelumnya.
Otoritas Prancis mencatat sebelum pembunuhan Paty sudah sekitar 20 orang tewas dalam serangan teror. Di antaranya seorang petugas polisi, seorang perempuan muda yang dibunuh di stasiun kereta api dan konsumen pasar Natal.
Daily Sabah melaporkan dalam dua pekan terakhir banyak lembaga swadaya masyarakat dan masjid yang ditutup. Paty dibunuh seorang remaja dari Chenchen yang memiliki kontak dengan teroris di Suriah.