REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengapresiasi kehidupan toleransi di Indonesia. Menurutnya, Indonesia telah memberikan model kepada dunia bahwa perbedaan tidak menjadi hambatan untuk hidup berdampingan dalam harmoni.
“Fakta bahwa masyarakat kita merangkul kebebasan dan tradisi toleransi sangat istimewa. Kita tidak boleh kehilangannya. Kita harus melanjutkannya,” kata Pompeo saat menghadiri forum bertajuk “Nurturing The Share Civilazitional Asipirations of Islam Rahmatan Li Al-Alamin” yang digelar Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Four Seasson Hotel, Jakarta, Kamis (29/10).
Dia menilai Indonesia yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tak memiliki hambatan dalam menerapkan toleransi. “Saya di sini, di Indonesia, karena saya percaya Indonesia telah menunjukkan kepada kita jalan ke depan. Secara literal, tidak ada alasan bahwa Islam tidak dapat hidup berdampingan dengan damai bersama dengan agama Kristen atau Buddha,” ujarnya.
Kendati demikian Pompeo menyadari hal itu terkadang sulit dipahami bagi segelintir orang. Dalam konteks ini, dia menyinggung tentang kalangan yang memutarbalikkan ajaran Islam untuk melakukan atau membenarkan aksi kekerasan. “Warga Amerika dan Indonesia tahu bahwa hal ini salah,” ucapnya.
Pompeo mengatakan, AS memiliki konstitusi yang menjunjung tinggi kebebasan, termasuk kebebasan beragama. Menurutnya Indonesia pun demikian. “Konstitusi Anda tahun 1945 dengan jelas mendeklarasikan setiap orang harus bebas, setiap orang harus bebas menjalankan keyakinannya,” kata dia.
Ia menilai Indonesia telah menjadi contoh bagi dunia. Indonesia memberi seluruh dunia model positif dalam bagaimana perbedaan keyakinan, kelompok etnis, dan ideologi politik dapat hidup berdampingan secara damai. "Menyelesaikan perselisihan dengan cara-cara demokratis. Ini sangat luar biasa,” ujar Pompeo.