Kamis 29 Oct 2020 22:49 WIB

Warga Sulsel Meriahkan Maulid Nabi dengan Telur Hias

Warga yang memiliki kemampuan ekonomi, membuat aneka makanan dan jajanan.

Warga menyiapkan berbagai menu makanan untuk dinikmati pada perayaan maulid akbar Nabi Muhammad SAW (ilustrasi).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga menyiapkan berbagai menu makanan untuk dinikmati pada perayaan maulid akbar Nabi Muhammad SAW (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Peringatan dan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Maros dan Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, dimeriahkan dengan telur hias. Aktivitas ini telah menjadi tradisi turun-temurun warga setempat.

"Peringatan Maulid Nabi ini diawali dengan doa dan zikir bersama, setelah itu pihak panitia masjid membagi-bagikan makanan dan telur hias kepada para masyarakat setempat," kata panitia Maulid di Masjid Nuruttaqwa Suardi di Kabupaten Maros, Kamis (29/10).

Menurut dia, setiap warga yang memiliki kemampuan dari segi ekonomi yang berada di sekitar masjid, membuat aneka makanan yang melengkapi nasi dan beras ketan olahan yang kemudian dimasukkan di ember atau baskom. Sebagian lainnya ada yang melengkapi dengan aneka jajanan di atas baskom dan ember yang sudah dihiasi dengan kertas warna-warni. Setelah semuanya lengkap dan sudah menyerupai parsel, lalu dibawa ke masjid untuk dikumpulkan oleh pihak panitia maulid.

Hal itu dibenarkan salah seorang warga Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau Kabupaten Maros, Muliati. Menurut dia, sedikitnya dibutuhkan dana sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menggembirakan anak-anak yang akan berburu telur dan jajanan.

Sementara itu, tokoh agama dan masyarakat Ustaz H Rahman dalam tausyiahnya mengatakan, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW untuk berbagi kegembiraan dengan sesama dengan memupuk solidaritas sosial. "Kondisi ini, sangat tepat pada era pandemi Covid-19 untuk berbagi dengan sesama. Yang mampu memberikan makanan yang lezat atau spesial kepada tetangganya yang kurang mampu," ujarnya.

Dengan demikian, perayaan Maulid Nabi Muhammad ala masyarakat Bugis Makassar ini harus dimaknai positif yang menunjukkan kemauan berbagi dengan sesama sebagai wujud kegembiraan pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement