Kamis 29 Oct 2020 23:12 WIB

Pompeo: Abraham Accord Dorong Paestina Bentuk Negara

AS disebut memberi bantuan nyata bagi warga Palestina di Tepi Barat.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menjadi pembicara dalam dialog dengan GP Ansor di Jakarta, Kamis (29/10). Dialog tersebut membahas tentang memelihara peradaban aspirasi islam sebagai rahmatan lil alamin antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menjadi pembicara dalam dialog dengan GP Ansor di Jakarta, Kamis (29/10). Dialog tersebut membahas tentang memelihara peradaban aspirasi islam sebagai rahmatan lil alamin antara Indonesia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan Abraham Accord meningkatkan kapasitas rakyat Palestina untuk memiliki negara. Abraham Accord merupakan kesepakatan normalisasi diplomatik Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.

“Kami pikir yang telah kami lakukan dengan visi Presiden (AS Donald Trump) untuk perdamaian dan Abraham Accord sebagai komponen di dalamnya meningkatkan kapasitas bagi rakyat Palestina untuk memiliki negara dalam cara yang kami tentukan dalam visi perdamaian,” kata Pompeo saat menghadiri forum yang digelar Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Four Seasson Hotel, Jakarta, Kamis (29/10).

Baca Juga

Pompeo mengatakan terdapat pemikiran bahwa normalisasi diplomatik Israel dengan UEA dan Bahrain, termasuk Sudan, dapat menghilangkan kapasitas Palestina untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dia menyebut AS justru berpikir sebaliknya. “Kami percaya bahwa kondisi ini konsisten dengan apa yang dicanangkan Presiden Trump untuk perdamaian Palestina, untuk memasuki pembicaraan yang tepat guna memberikan hasil yang baik untuk rakyat Palestina,” ucapnya.

Pempeo mengungkapkan jika menilik kembali visi perdamaian Timur Tengah Trump, terdapat jalan untuk mencapai solusi dua negara. Selain itu, AS turut memberikan keuntungan ekonomi serta bantuan yang nyata untuk warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat.

“Kami pikir Abraham Accord mengatur kondisi di mana negara Arab sekarang mengakui Israel memiliki hak untuk eksis. Kami berharap orang-orang Palestina akan mengakui hal itu dengan cara yang sama sampai pembicaraan (damai) ini dapat dimulai,” kata Pompeo.

Dia menjelaskan sudah lama terdapat gagasan bahwa Palestina mempunyai hak veto yang akan mencegah percakapan apa pun tentang stabilitas dan perdamaian Timur Tengah. AS, kata Pompeo, tidak sepakat dengan premis tersebut.

Ia yakin AS mampu menekan ekstremisme dan terorisme di kawasan. Negara-negara Arab dapat menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Di saat bersamaan upaya penyelesaian konflik Palestina-Israel tetap dilakukan. “Kami berharap Palestina akan menemukan cara untuk bergabung dengan kami dalam pembicaraan,” ujar Pompeo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement