REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bukan hanya pernapasan yang menjadi keluhan para penyintas Covid-19 saat ini. Efek jangka panjang lainnya berupa lesi pada kulit jari kaki (Covid toes) juga terpantau mengusik orang yang telah sembuh dari penyakit infeksi virus corona tipe baru, SARS-CoV-2, tersebut.
Dr Esther Freeman, peneliti utama dari International Covid-19 Dermatology Registry, mengamati sub kelompok pasien Covid-19 yang mengalami peradangan pada jari kaki. Ia menemukan, penyintas Covid-19 mengalami gangguan pada kulitnya, yakni lecet, ruam merah, bahkan dalam beberapa kasus lebih terlihat ungu, dan bahkan bengkak.
Tenaga medis terus melaporkan adanya kasus munculnya lecet dan bercak ungu di kaki pasien Covid-19. Kondisi itu juga tampak pada orang yang tidak mengalami gejala Covid-19 alias pasien asimptomatik.
"Kami menyoroti pasien dengan pernio/chilblains yang juga dikenal sebagai Covid toes, yang memiliki gejala selama 150 hari,’’ kata Dr Freeman, dikutip dari The Sun, Jumat (30/10).
Namun demikian, dalam kebanyakan kasus, menurut Dr Freeman, efek itu bisa sembuh dan hilang sendiri. Walaupun, yang membuatnya menjadi efek besar adalah jangka waktunya yang lebih dari 60 hari.
"Faktanya adalah beberapa pasien kami telah mencapai 150 hari, mereka masih mengalami jari kaki merah atau ungu atau bengkak selama berbulan-bulan," ungkap dia.
Menurut para dokter, jari kaki Covid biasanya tampak pada anak-anak. Hal itu juga kerap kali dilaporkan oleh petugas medis yang melaporkan jika kasus lecet dan lesi ungu ditemukan di berbagai pasien anak.
Berdasarkan keterangan, kondisi ini bisa muncul di kaki pasien, meski tidak ada gejala lain yang terlihat. Para ahli di Liga Internasional Masyarakat Dermatologi dan Akademi Dermatologi Amerika menemukan, kondisi tersebut biasanya berkembang dalam waktu satu pekan hingga empat pekan setelah terinfeksi.
Penelitian menyatakan, jari kaki Covid biasanya bisa hilang dalam 15 hari. Tetapi dalam beberapa kasus, efek ini bisa berlangsung selama 130-150 hari. Menurut para peneliti, satu dari enam orang penderitanya juga bisa memerlukan perawatan di rumah sakit.