Jumat 30 Oct 2020 13:44 WIB

Kecam Pompeo, Kedubes: China Sahabat Dunia Muslim

Pompeo sebut Partai Komunis China sebagai ancaman kebebasan beragama.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menjadi pembicara dalam dialog dengan GP Ansor di Jakarta, Kamis (29/10). Dialog tersebut membahas tentang memelihara peradaban aspirasi islam sebagai rahmatan lil alamin antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Michael Pompeo menjadi pembicara dalam dialog dengan GP Ansor di Jakarta, Kamis (29/10). Dialog tersebut membahas tentang memelihara peradaban aspirasi islam sebagai rahmatan lil alamin antara Indonesia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar (Kedubes) China untuk Indonesia menuding Amerika Serikat (AS) sebagai pencipta bagi penderitaan dunia Muslim. Mereka mengklaim, Beijing justru melindungi kebebasan beragama segenap warganya juga hak-hak sah dari semua etnik minoritas.

"Hak asasi rakyat semua etnik di Xinjiang sepenuhnya terjamin. China adalah sahabat tulus bagi dunia Muslim, yang senantiasa teguh mendukung perjuangan adil rakyat Palestina," ujar pernyataan resmi Kedubes Cina yang diterima Republika.co.id.

Baca Juga

Kedubes China menyerang pemerintah AS sebagai musuh Muslim karena merilis kebijakan-kebijakan yang menyerang. Mereka menyoroti kebijakan larangan bagi Muslim untuk masuk AS.

Selain itu, China pun menyoroti keterlibatan AS dalam mengabaikan hak dan kepentingan legal Palestina dalam konflik dengan Israel. AS pun dinilai membangkitkan "revolusi berwarna" di sejumlah negara Muslim, meluncurkan perang proksi, bahkan melakukan serangan langsung terhadap negara lain tanpa alasan valid.

"Semua ini mendatangkan instabilitas, konflik, perpecahan, dan penderitaan berkepanjangan bagi dunia Muslim," ujar Kedubes Cina.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  mengutip laporan yang kredibel menyatakan satu juta Muslim di Xinjiang ditahan di kamp-kamp telah dipekerjakan secara paksa. Sedangkan Beijing pun telah berulang kali membantah memperlakukan etnis Uighur dengan buruk dan mengatakan kamp-kamp itu adalah pusat pelatihan kejuruan yang diperlukan untuk mengatasi ekstremisme.

PKC Ancaman terbesar

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyebut Partai Komunis Cina (PKC) adalah ancaman terbesar kebebasan beragama di masa depan. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri forum yang digelar Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Four Seasson Hotel, Jakarta, Kamis (29/10).

“Ancaman terbesar kebebasan beragama di masa depan adalah perang PKC terhadap orang-orang dari semua agama, Buddha, Muslim, Kristen,” kata Pompeo dalam forum tersebut.

Dia kemudian menyoroti kebijakan China terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. “PKC yang ateis telah berusaha meyakinkan dunia bahwa plurarlisasi Muslim Uighur di Xinjiang adalah penting sebagai bagian dari upaya kontra-terorisme,” ujarnya.

Pompeo mengisyaratkan bahwa tindakan China terhadap Muslim Uighur tidak dapat diterima. “Anda tahu, kita tahu, tidak ada pembenaran kontra-terorisme yang memaksa Muslim Uighur memakan babi saat (bulan) Ramadan atau menghancurkan kuburan Muslim,” ucapnya.

Dia turut menyoroti anak yang dipisahkan dari orang tuanya untuk dimasukan ke kamp reedukasi dengan dalih pengentasan kemiskinan. Pompeo menyadari China berusaha meyakinkan Indonesia untuk berpaling dari penderitaan Muslim di Xinjiang.

Menurutnya Beijing pun berupaya meyakinkan bahwa kehidupan Muslim Uighur telah modern dan bahagia. Mereka menikmati perkembangan ekonomi. “Ketika Anda mendengar hal ini, telusuri hati Anda, lihat fakta-fakta, dengarkan cerita para penyintas dan keluarga mereka,” kata Pompeo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement