REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Serangkaian aksi teror menakutkan terus mengguncang Prancis. Setelah peristiwa pemenggalan seorang guru, aksi pembunuhan sadis juga terjadi di sebuah gereja pada Kamis (29/10).
"Selama dua minggu terakhir, saya hanya memikirkan satu hal. Saya bertanya-tanya apakah saya harus meninggalkan Prancis?" ujar seorang pemuda Muslim, Mehdy Belabbas dilansir di New York Times, Jumat (30/10).
Pikiran tersebut melintas begitu saja setelah berhari-hari kondisi di Prancis semakin memanas. Seluruh debat publik hanya diisi oleh kejadian pemenggalan guru hingga serangan teror di gereja Nice yang diklaim oleh pejabat Prancis seluruhnya sebagai aksi teror Islam.
Sebuah masjid bahkan telah ditutup menyusul penangkapan beberapa kelompok Muslim yang dianggap ekstremis oleh pemerintah, dan bahkan menyarankan mengosongkan rak-rak makanan berlabel halal di supermarket. Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menyebut Muslim Prancis sebagai musuh dari dalam.