REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa penembakan Satgas Newagkami kepada Rufinus Tigau di Papua pada Senin (26/10) lalu diminta harus diusut tuntas. Menurut Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI), Rufinus adalah seorang Katekis/ Pewarta gereja Katolik.
Ketum PP PMKRI Benidiktus Papa menyampaikan respons terhadap peristiwa tersebut. Menurutnya, ini menjadi salah satu dari sekian rentetan peristiwa kemanusiaan yang terus dialami orang Papua yang dilakukan oleh aparat.
“Pertama saya atas nama keluarga besar Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia menyampaikan turut berduka cita yang mendalam kepada segenap rumpun keluarga almarhum Bapak Rufinus Tigau yang meninggal beserta salah satu anak yang juga terluka akibat penembakan dari aparat," kata dia di Jakarta, Jumat (30/10).
Menurut dia, tindakan dan peristiwa seperti ini harusnya tidak terjadi. Benidiktus menilai hadirnya aparat di Tanah Papua dalam hal ini, Satgas Newangkawi, justru berpotensi menimbulkan rasa takut di tengah-tengah masyarakat.
“Oleh karena itu atas nama PMKRI, saya meminta dengan tegas agar Pemerintah Pusat dan Pimpinan Kapolri dan TNI melakukana evaluasi menyeluruh terhadap kinerja aparatnya khususnya Satgas Newangkawi yang ada di Papua sekarang ini dan kita meminta setiap anggota yang melakukan tindakan tidak manusiawi kapada masyarakat di Papua ditindak tegas sesuai UU yang berlaku. Kemanusiaan harus menjadi sprit dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat," papar Beni.