REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejaksaan Agung (Kejakgung) telah menangkap 120 buronan dalam program Tangkap Buronan (Tabur) sepanjang Oktober 2019 hingga Oktober 2020. Kejakgung juga mencatatkan angka penyumbangan keuangan negara mencapai Rp 882,5 miliar melalui program tersebut.
Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejakgung Hari Setiyono menerangkan, jumlah buronan yang ditangkap oleh tim jaksa dari seluruh kejaksaan di Indonesia tersebut, sebanyak 19 di antaranya, hasil perburuan Oktober-Desember 2019. Sedangkan sisanya, 101 buronan, merupakan hasil tangkapan sejak Januari-Oktober 2020.
"Penangkapan, tidak hanya dilakukan di dalam negeri. Tetapi, juga di luar negeri," jelas Hari dalam keterangannya, Jumat (30/10).
Adapun terkait angka penyumbangan dari hasil penangkapan buronan tersebut, dikatakan Hari, itu sebagai pengembalian keuangan negara, yang ditimbulkan dari perbuatan para buronan saat menjalani proses hukum, dan akan menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Penangkapan buronan secara konsisten oleh kejaksaan di seluruh Indonesia, menunjukkan bahwa kejaksaan selama ini, selalu bersikap akuntabel, imparsial, profesional, dan tuntas dalam penegakan hukum," ujar Hari.
Hari mengatakan, nilai total yang didapat dari eksekusi para buronan tersebut, sebagai salah satu capain prestasi program kerja Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin 2020. Hari memastikan, program Tabur akan tetap dilanjutkan dengan target penangkapan buronan kejaksaan yang ada di seluruh Indonesia. Kata Hari, penangkapan buronan tersebut, sebagai upaya Korps Adhyaksa, menuntaskan proses penegakan hukum terhadap pelaku kriminal yang sudah inkrah.
"Program ini, untuk menegaskan, bahwa tidak ada tempat yang aman bagi para pelaku kriminal, dan buronan," kata Hari menambahkan.
Tabur Kejakgung, salah satu program kerja unggulan di lembaga penuntutan. Program tersebut, diinisiasi oleh Jaksa Agung Muda bindang Intelijen (JAM Intel) sejak 2017, namun baru efektif dijalankan mulai tahun anggaran 2018.
Sejak digulirkan, sampai pada Oktober 2019, tercatat ada sebanyak 345 buronan yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), dan sudah ditangkap. Para buronan tersebut, merupakan para terpidana dari ragam latar belakang kejahatan, yang sudah divonis inkrah, namun berhasil kabur.