REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang pilih Mitsubishi Heavy Industries sebagai kontraktor utama proyek pembangunan pesawat tempur siluman dalam negeri. Kementerian Pertahanan Jepang akan meluncurkan pesawat siluman generasi baru itu pada 2030-an.
Pada Jumat (30/10), Mitsubishi mengumumkan akan menangguhkan pembangunan pesawat sipil. Karena belum pasti kapan industri penerbangan pulih kembali pasca-pandemi virus korona.
Pesawat tempur generasi baru yang saat ini disebut F-X bagian dari rencana Jepang meningkatkan kekuatan pesawat tempur mereka yang sudah menua. Sebab Negeri Sakura juga tengah memperkuat kemampuan militer untuk menghadapi tekanan dari China dan Korea Utara (Korut).
Pesawat siluman generasi baru akan menggantikan F-25 yang Jepang bangun bersama AS. Pesawat itu akan pensiun sekitar tahun 2035. Kementerian Pertahanan Jepang mencantumkan 58,7 miliar yen atau 556 juta dolar AS pada anggaran tahun 2021.
Dana tersebut untuk melakukan penelitian dalam pengembangan pesawat tempur. "Kami akan terus mendorong maju pengembangan pesawat tempur generasi baru kami," kata Menteri Pertahanan Jepang Nobou Kishi, Jumat (30/10).
Mitsubishi akan memutuskan pihak lain yang berpartisipasi dalam proyek ini. Termasuk yang membangun mesin, avionik dan bagian-bagian lain. Jepang juga mempertimbangkan untuk mengembangkan beberapa bagian pesawat dengan negara lain seperti dengan AS dan Inggris.
Angkatan Udara Jepang memiliki sekitar 290 pesawat tempur. Demi memperkuat ketahanan dalam menghadapi rudal-rudal dan program nuklir Korut, Jepang juga mengganti puluhan F-4 dengan F-35s.
Jepang membeli banyak senjata AS untuk mengurangi tekanan atas surplus perdagangan mereka pada perdagangan kedua negara. Pada saat yang sama, hal itu juga merespons permintaan pemerintah Presiden AS Donald Trump yang mendesak Tokyo untuk berkontribusi lebih banyak dalam bidang pertahanan.
Kishi mengatakan keputusan Mitsubishi mengenai pesawat komersial mereka tak ada sangkut pautnya dengan proyek pembangunan pesawat tempur.
Perusahaan itu mengatakan untuk meningkatkan keuntungan mereka memutuskan untuk memotong anggaran dan fokus pada sektor-sektor potensial yang sedang berkembang, seperti proyek energi bersih dan keamanan.