REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Pengiriman pertama vaksin virus corona untuk Hongaria diperkirakan akan tiba pada akhir Desember atau awal Januari. Perdana Menteri Viktor Orban mengatakan Hongaria sedang berbicara dengan China dan Rusia tentang vaksin dan bahwa pada musim semi negara itu bisa memiliki dua atau tiga vaksin berbeda.
Mulai April tahun depan, negara itu kemungkinan bisa "mengumumkan kemenangan atas pandemi".
Belum ada vaksin yang terbukti secara klinis melawan virus corona, meskipun hampir 200 kandidat vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia. Hasil uji coba tahap akhir diperkirakan akan muncul pertama kali pada akhir 2020.
Pemerintahan Orban sejauh ini menahan diri untuk tidak memberlakukan pembatasan pada acara massal. Sekolah-sekolah beroperasi seperti biasa, demikian pula dengan dan toko-toko.
Pertandingan sepak bola telah diadakan stadion-stadion nasional dengan kehadiran penonton. Orban mengatakan kepada radio bahwa mulai Senin mereka yang melanggar aturan tentang mengenakan masker akan menghadapi hukuman berat.
Jika perlu, restoran dan toko yang melanggar aturan akan ditutup oleh pihak berwenang. "Saya yakin kuncinya adalah mematuhi aturan yang ada ... dan masker harus dipakai," kata Orban.
Ia menambahkan bahwa ada cukup tempat tidur rumah sakit dan ventilator untuk merawat para pasien.
Kamar Medis Nasional pada Selasa (27/10) meminta pemerintah untuk membatasi jam buka restoran serta memberlakukan kembali jam belanja khusus untuk orang tua karena infeksi dan jumlah pasien COVID yang dirawat di rumah sakit meningkat. Pemerintah belum menindaklanjuti proposal tersebut.
Orban berusaha menghindari terulangnya lockdown selama musim semi. Lockdown menyebabkan ekonomi jatuh sebesar 13,6 persen pada kuartal kedua.
Pada Kamis, jumlah kasus COVID-19 di Hongaria naik menjadi 68.127, dengan 56 kematian baru sehingga total yang meninggal menjadi 1.634 orang. Hongaria juga mencatat 3.197 pasien virus corona menjalani perawatan di rumah sakit.