REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Batik bermotif virus corona yang dikembangkan Rumah Batik Rolla di Kabupaten Jember, Jawa Timur mulai diminati masyarakat. Sektor industri batik perlahan-lahan mulai bangkit setelah terpuruk selama beberapa bulan karena pandemi COVID-19.
Pemilik Rumah Batik Rolla, Iriane Chairini Megawati mengatakan pandemi membawa dampak yang signifikan terhadap sektor industri. Tak terkecuali industri batik.
"Untuk itu, perajin batik harus lebih kreatif untuk menciptakan ide motif batik agar bisa diterima pasar seperti motif batik corona yang digarap para pembatik di Rumah Batik Rolla," ujarnya.
Iriane mengatakan, awalnya hanya menggunakan gambar corona saja dalam batik tulis yang diproduksi oleh perajin batik di Rumah Batik Rolla. Namun saat ini berkembang perpaduan gambar virus corona dan daun tembakau karena tembakau menjad ikon batik Jember.
"Dengan batik motif corona, kami ingin mengingatkan kepada masyarakat bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir, sehingga masyarakat harus disiplin menjaga protokol kesehatan untuk menekan penyebaran virus corona," katanya.
Saat ini, batik motif corona tersebut sudah dikirim ke berbagai daerah seperti Surabaya dan Jakarta. "Kami memproduksi batik tulis motif corona sesuai pesanan saja dengan harga berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu per lembar, sehingga diharapkan geliat produksi batik perlahan-lahan mulai bangkit," ujarnya.
Di tengah pandemi COVID-19, lanjut dia, motif batiknya akan terus dikembangkan seiring dengan permintaan pasar. Batik terus dikembangkan tanpa meninggalkan identitas motif tembakau yang sudah dikenal banyak orang sebagai ikon batik di Kabupaten Jember.
"Kami berharap perekonomian mulai membaik dan sektor batik bisa bangkit kembali di Kabupaten Jember, sehingga para perajin batik harus lebih kreatif dalam membuat motif batik," katanya.