Sabtu 31 Oct 2020 05:15 WIB

Mendagri Prancis: Serangan Teror Masih Mungkin Terjadi

Prancis mengaktifkan rencana kontra-terorisme yang dikenal sebagai Vigipirate.

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan serangan pembunuhan di gereja di Nice menunjukkan Prancis berperang melawan ideologi Islam.
Foto: EPA
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan serangan pembunuhan di gereja di Nice menunjukkan Prancis berperang melawan ideologi Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan, serangan teror di Prancis yang terjadi kali ini diyakini karena negara itu terlibat dalam perang melawan ideologi Islam. Ia juga meyakini ada kemungkinan bahwa insiden mengerikan ini dapat kembali terjadi.

“Kami sedang berperang melawan musuh yang ada di dalam dan luar. Kami perlu memahami bahwa telah dan akan ada peristiwa lain seperti serangan mengerikan ini,” ujar Darmanin, dilansir Al Arabiya, Jumat (30/10).

Insiden serangan teror di Prancis kembali terjadi pada Kamis (29/10). Dilaporkan ada seorang penyerang bersenjata pisau membunuh tiga orang dalam sebuah serangan di gereja Nice.

Seperti dilansir Sputnik, menyusul insiden tragis tersebut, Prancis telah mengaktifkan rencana kontra-terorisme yang dikenal sebagai Vigipirate. Menurut jaksa  Jean-Francois Ricard membenarkan pelaku serangan adalah pria berusia 21 tahun yang berasal dari Tunisia.

Pria tersebut telah tiba di Prancis pada 9 Oktober. Jaksa menambahkan bahwa penyerang sebelumnya tidak dikenal oleh badan intelijen. Saat ini sekitar 4.000 personel tentara diterjunkan di seluruh wilayah Prancis untuk melindungi berbagai tempat publik. Di antaranya adalah sekolah dan gereja.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement