Sabtu 31 Oct 2020 09:06 WIB

Kiat Sukses Berbisnis Secara Islam, Amanah Menjadi Kunci

Islam memberikan pedoman sukses berbisnis dengan etika luhur

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nashih Nashrullah
Islam memberikan pedoman sukses berbisnis dengan etika luhur  Ilustrasi bisnis
Foto: Pexels
Islam memberikan pedoman sukses berbisnis dengan etika luhur Ilustrasi bisnis

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Berbisnis memang sudah menjadi pilihan banyak orang sebagai pekerjaan tetap maupun pekerjaan sampingan. Namun, belum banyak yang tahu bagaimana untuk memulai bisnis yang baik dan benar dan bagaimana membuat bisnisnya meraih sukses? 

CEO Katering dan Aqiqah Al Kautsar, Muhammad Farij, mengatakan  dimensi spiritual dalam berbisnis harus mampu terus dibangun. Sebab, berbisnis tidak hanya mencari keuntungan karena ada amanah pelanggan yang harus betul-betul dijaga.

Baca Juga

Al Kautsar sendiri dipilih Taufiq bukan nama biasa. A diambil dari amanah, l dari lillah (niat karena Allah), k dari kaffah (fokus), a dari al tahadiy (antusias), u dari uswah hasanah, ts dari tsaqofah dan ar dari arrahman arrahim. 

"Ts tsaqofah atau pandangan keilmuan dan pemahaman yang baik, ar arrahman arrahim yakni sifat-sifat Allah SWT yang artinya Maha Pengasih dan Maha Penyayang ," kata Farij di Kajian Kewirausahaan FTI Centris dan Al-Fath Universitas Islam Indonesia (UII).

Bisnisnya dimulai dari kecil dengan memasak memakai kayu. Permulaan yang penting jalan dulu, bangun mental hingga konsisten membentuk arus kas. Setelah berjalan, ia mulai memperbaiki dapur dan memasak menggunakan kompor.

Pemasaran melalui situs web. Tahap bertumbuh ditandai dengan memperkuat pemasaran melalui situs web, memperbaiki gudang, menata kembali dapur, menambah timnya dan saat ini sudah memiliki sertifikasi dari pemerintah.

"Hingga sekarang melanjutkan sistem digitalisasi dan mengembangkan ke titik-titik nasional agar memperoleh manfaat yang lebih besar," ujar Farij.

Pemilik CV Pakis Jaya, Taufiq Immawan, menggaris bawahi pentingnya menguasai ilmu sebelum berbisnis. Dalam sebuah hadits dikatakan sukses di dunia harus punya ilmu , begitupun sukses di akhirat yang juga harus punya ilmu.

"Memulai bisnis sebaiknya juga dari bisnis kecil agar dapat tumbuh dengan beragam kondisi karena sesuatu yang dimulai dari kecil akan kokoh, tangguh, dan detailnya juga akan lebih baik," kata Taufiq.

Sebab, kadang pebisnis yang mendapat warisan bisnis orang tua secara finansial bisa menyesuaikan, tapi secara manajerial belum tentu beradaptasi dengan hal yang ada. Manajerial sendiri kemampuan mengelola seluruh elemen yang ada dalam bisnis.

Selain itu, sesuatu yang dibuat secara instan akarnya tidak akan kuat dan kalau mulai dari kecil bisa belajar dari segala proses. Biasanya, jika langsung besar akan menjadi pegawai, bukan pengusaha.

Karenanya, ia menekankan, jangan takut meulai bisnis dari kecil, melakukan percepatan, dan jangan pula selalu kecil dalam jalankan bisnis. Ia menekankan, semua dalam hidup harus diniatkan untuk belajar dan dalam proses ibadah.

"Industri yang lestari atau berkesinambungan juga selalu memikirkan manusia, keuntungan dan lingkungan. Berbisnis secara syar'i akan bermanfaat juga bagi orang sekitar dan mencari keberkahan yang seluasnya," ujar Taufiq. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement