REPUBLIKA.CO.ID, ZAHEDAN -- Seorang ulama terkenal Sunni dari Iran mengatakan perbedaan antara Muslim dan negara-negara Islam dalam situasi saat ini adalah sebuah pengkhianatan besar. Menurut dia, alih-alih saling konflik, persatuan negara-negara Islam akan menjamin martabat umat Islam, Nabi Muhammad SAW dan kemuliaan Islam.
Abdolhamid Moulavi Ismaeelzahi, ulama yang memimpin Shalat Jumat di Masjid Agung Makki Zahedan, Iran, itu mengatakan Nabi Muhammad SAW adalah sumber rahmat bagi dunia, yang telah menempa persatuan di antara dunia.
Menghina Nabi Muhammad, kata dia, adalah menghina semua Muslim. Ia menambahkan mereka harus mengatasi perbedaan dan bersatu.
"Jika Muslim berdiri bersatu, mereka akan menciptakan kekuatan besar," tegasnya.
Mengkritik tindakan penghujatan baru-baru ini terhadap Nabi Muhammad (SAW) di Prancis, Moulavi Abdolhamid mengatakan menghina kesucian agama dan bangsa adalah bertentangan dengan akal dan logika.
Dia menekankan perlunya komunitas internasional untuk menghadapi penghinaan tersebut.
"Prancis memiliki orang-orang yang baik, tetapi presiden dan orang-orang di sekitarnya yang tidak efisien dan lemah telah menyebabkan negara itu menjadi tidak aman," kata ulama itu.
Menghina Nabi Muhammad SAW seperti menghina Yesus, Nabi Musa, dan nabi ilahi lainnya, dan hanya orang gila dan gila yang melakukan tindakan seperti itu, dia mengulangi.
Menyerukan kriminalisasi terhadap agama yang menghina, dia mengatakan bahwa Parlemen Eropa dan organisasi serta forum internasional harus mengutuk penghinaan terhadap Nabi SAW dan mengesahkan undang-undang untuk menganggap penghinaan terhadap kesucian agama dan bangsa sebagai kejahatan dan mencegahnya.
BACA JUGA: Astronom Barat Tegaskan Nabi Muhammad Paling Berpengaruh, Apa Alasannya?
BACA JUGA: Pintu Masjidil Haram Diseruduk Mobil Hyundai
BACA JUGA: Charlie Hebdo Sangat Bangga Hina dan Olok-Olok Islam, Ada Masalah Apa Sebenarnya?