REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati meminta, warga Sumatera Barat terutama yang berada di wilayah rawan bencana agar tetap waspada. Raditya menyebut, hari ini sampai besok, sejumlah wilayah di Sumbar termasuk Kabupaten Solok Selatan masih akan diterpa hujan dengan intensitas tinggi disertai kilat atau petir dan angin kencang.
"Masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor. Wilayah Kabupaten Solok Selatan merupakan wilayah dengan kelas bahaya sedang hingga tinggi untuk bahaya hidrometeorologi, yakni banjir, banjir bandang dan tanah longsor," kata Raditya, melalui siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (31/10).
Kemarin, Jumat (31/10) banjir bandang melanda beberapa titik di Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Kejadian ini mengakibatkan puluhan rumah rusak dan terendam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan menginformasikan wilayah terdampak di tiga nagari atau desa yakni Sako Utara Pasia Talang, Jorong Laweh Barat dan Jorong Laweh Timur. Banjir bandang merusak 20 unit rumah dengan tingkat berbeda. Di samping itu, genangan tampak merendam 10 unit rumah, 1 polindes dan 1 masjid.
BPBD Kabupaten Solok Selatan mencatat tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini, meskipun terjadi pengungsian sementara. Sebanyak 10 jiwa mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Pantauan BPBD setempat banjir telah surut pada Jumat (30/10) malam, sekitar pukul 21.30 WIB.
Pascakejadian, BPBD segera melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat dan pembersihan material yang terbawa banjir bandang. BPBD dibantu KSB, dinas pemadam kebakaran dan masyarakat setempat bergotong royong memulihkan kondisi lingkungan.
Selain itu, petugas dari BPBD memberikan pengetahuan kepada warga di kawasan terdampak untuk lebih waspada terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu.
Banjir bandang ini dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi di daerah hulu sungai. Akibat debit sungai besar tidak sebanding dengan kapasitas sungai yang kecil serta dangkal, limpahan air tak terbendung hingga mengakibatkan kejadian tersebut.