Sabtu 31 Oct 2020 17:59 WIB

Dengan QRIS, KAI Access Terima Pembayaran Dompet Digital

Lewat KAI Access, pelanggan bisa membayar dari seluruh layanan dompet digital

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Calon penumpang berjalan usai mencetak tiket di Stasiun Gambir, Jakarta,. KAI sendiri telah mengembangkan pembayaran digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Melalui KAI Access, pelanggan kini bisa melakukan pembayaran dari seluruh penyedia layanan dompet digital.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Calon penumpang berjalan usai mencetak tiket di Stasiun Gambir, Jakarta,. KAI sendiri telah mengembangkan pembayaran digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Melalui KAI Access, pelanggan kini bisa melakukan pembayaran dari seluruh penyedia layanan dompet digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia terus mengembangkan berbagai layanan digital untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. KAI sendiri telah mengembangkan pembayaran digital menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). 

Melalui KAI Access, pelanggan kini bisa melakukan pembayaran dari seluruh penyedia layanan dompet digital. “Di era seperti ini pembayaran digital sudah menjadi norma baru dalam bertransaksi. Selain lebih mudah, pembayaran digital juga mengurangi kontak fisik dengan orang lain sehingga dapat mencegah penyebaran Covid-19,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus melalui keterangan resminya, Sabtu (31/10).

Untuk melakukan pembayaran dengan QRIS di KAI Access, pelanggan cukup memilih metode pembayaran QRIS pada tahap pembayaran. Kemudian klik mengunduh QRIS untuk menyimpan gambar QRIS-nya. Selanjutnya pada aplikasi dompet digital, lakukan pembayaran dengan mengunggah gambar QRIS yang sudah diunduh sebelumnya.

Konsistensi KAI dalam mengembangkan inovasi digital telah tertuang dalam salah satu misinya yaitu Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pengambangan pembayaran digital secara berskesinambungan oleh KAI membuat masyarakat lebih memilih transaksi tiket KA secara online. Hingga September 2020, pembelian tiket secara online sudah mencapai 80 persen dari seluruh penjualan. 

“Kami yakin inovasi ini juga menjadi salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya jumlah pelanggan KAI dari waktu ke waktu. Pada musim long weekend ini KAI sudah menjual 189 ribu tiket, naik 52 persen dari pekan sebelumnya,” ujar Joni.

Selain itu, PT KAI juga mengembangkan Aplikasi KAI Access untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mengikuti perkembangan zaman. Pada tahun ini, KAI sudah melakukan inovasi di bidang digital dengan menghadirkan Program Loyalitas Railpoint dan pembayaran menggunakan QRIS di KAI Access.

“Pengembangan aplikasi KAI Access merupakan salah satu langkah KAI untuk turut mendukung salah satu prioritas Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir yaitu Kepemimpinan Teknologi dengan terus berinovasi dalam layanan digital,” ujar Joni. 

Railpoint adalah program membership yang dibuat untuk membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara KAI dan para pelanggannya. Program ini resmi diluncurkan pada 28 September 2020.

Agar dapat menikmati lebih banyak benefit, KAI mengimbau pelanggan untuk melakukan upgrade ke Member Premium. Benefit Member Premium yaitu redeem point, program eksklusif, diskon spesial, dan layanan premium.

“Program Loyalitas Railpoint ini sebagai apresiasi kami atas kesetiaan pelanggan untuk terus menggunakan KAI Access dalam setiap transaksinya,” kata Joni.

Joni mengatakan program loyalitas ini merupakan upaya berkelanjutan KAI untuk memberikan nilai tambah bagi para pelanggan, khususnya pengguna aplikasi KAI Access yang sudah mencapai 4,5 juta pengguna.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement