REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Animo masyarakat di Makassar untuk membeli emas meningkat di tengah flukuasi harga emas di pasaran. Pasalnya, perhiasan emas merupakan investasi yang baik, karena harganya jarang anjlok.
Hal itu diakui sejumlah pedagang emas di kawasan Somba Opu yang juga dikenal sebagai kawasan pecinan di Makassar, Sabtu (31/10). Menurut salah seorang pedagang emas Rudi Hansen di Somba Opu, sejak pagi hingga petang pembeli terus berdatangan untuk membeli perhiasan emas dengan rata-rata membeli emas 23 karat.
"Umumnya membeli perhiasan emas 23 karat dibandingkan yang 22 karat, alasannya emas 23 karat harganya relatif stabil dibandingkan 22 karat pada saat dijual kembali," kata Rudi.
Dia mengatakan, pembeli bukan saja dari Makassar, tetapi juga dari dari Kabupaten Maros, Pangkep dan Gowa.
Hal senada dikemukakan pedagang emas lainnya Misliana. Menurut dia, harga emas 23 karat yang dijual sekitar Rp 900 ribu lebih diminati dari pada emas 22 karta seharga Rp 800 ribu.
Hal itu dibenarkan pembeli dari Kabupaten Maros, Musdalifah. Dia mengatakan perhiasan emas merupakan investasi yang baik, karena harganya jarang anjlok, lebih banyak naik harganya, apalagi saat pandemi Covid-19 harga emas terus naik.
"Jadi, selain bisa dipakai sebagai perhiasan juga bisa dijual sewaktu-waktu dengan harga yang lebih menguntungkan," katanya.
Sementara itu, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Sabtu (31/10) naik ke angka Rp 996 ribu per gram atau naik Rp 4.000 dibanding harga emas pada Jumat (30/10).
Sementara itu, harga yang didapat jika pemegang emas Antam ingin menjual emas batangan, maka berada pada harga Rp 888 ribu. Harga tersebut juga mengalami kenaikan Rp 4.000 jika dibandingkan harga kemarin.