Sabtu 31 Oct 2020 22:39 WIB

Presiden Jokowi Buka Pekan Kebudayaan Nasional 2020

Presiden Jokowi menyebut Pekan Kebudayaan bukti budayawan tidak tunduk pandemi

 Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan PKN 2020, secara virtual, di Jakarta, Sabtu (31/10).
Foto: Kemendikbud
Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan PKN 2020, secara virtual, di Jakarta, Sabtu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah hadir untuk pertama kalinya di tahun 2019, tahun ini Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) kembali digelar mulai hari Sabtu, 31 Oktober hingga 30 November 2020. Pekan Kebudayaan Nasional yang diselenggarakan dalam format dalam jaringan (daring) ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo. 

“Pekan Kebudayaan Nasional adalah bukti bahwa budayawan dan pelaku seni tidak tunduk pada pandemi. Di tengah kesulitan dan tantangan yang dihadapi, semua terus berkreasi, terus optimis dan terus bergerak maju membangun memori masa depan yang lebih baik. Tanpa membedakan latar belakang semua berupaya meletakkan batu bata budaya untuk membangun peradaban Indonesia maju,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan PKN 2020, secara virtual, di Jakarta, Sabtu (31/10).

Presiden Joko Widodo melihat bahwa sikap optimis dan pantang menyerah bangsa Indonesia itu terbentuk oleh tantangan alam, dari kondisi geografis nusantara. Selama berabad-abad nenek moyang kita telah bersahabat dengan semua tantangan tersebut, menjaga harmoni dengan alam, membangun kebudayaan dan nilai-nilai keutamaan diatasnya. 

“Kepada semua pihak, teruslah berkarya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, terus menggali kearifan lokal dalam menghadapi bencana dan menghargai bumi dengan sehormat-hormatnya,” tutup Presiden di akhir pidatonya.  

Dalam pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional bertajuk Napas Bumi tersebut tampil juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim yang membacakan Prolog Napas Bumi, dan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid yang membacakan sebuah puisi dengan iringan lagu oleh penyanyi cilik, Naura. 

Napas Bumi adalah pergelaran pertunjukan kolosal yang menampilkan kolaborasi tarian nusantara, hasil karya seniman dan budayawan Nusantara. Napas Bumi menyisipkan pesan kearifan budaya Indonesia untuk mengalahkan tantangan kehidupan. Indonesia memiliki tradisi yang bisa menjadi benteng ketahanan yang luar biasa yang mampu memberikan kekuatan bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Pergelaran Napas Bumi yang digawangi oleh Rama Soeprapto sebagai penata artistik ini adalah perhelatan budaya lintas generasi yang melibatkan maestro seni seperti Ananda Sukarlan, Rianto Manali, Eko Supriyanto, Danu Kusuma Wardhana hingga Naura yang mewakili generasi milenial. Napas Bumi menghadirkan kekayaan seni tradisi seperti Ritual Nyangahatn dari Kalimantan Barat, Dana Sarah dari Jambi, Tari dan Musik Hu dari Aceh, Tari Ritual Patung Kayu Sigele-gele dari Toba, Joged Lambak dan Pucuk Pisang dan Penampilan spesial tari bersama dengan Mbah Minto dan Ayu Laksmi. 

Ananda Sukarlan tampil dengan garapan musik piano yang digubah atas dasar Naskah Proklamasi dengan tema “Kemerdekaan untuk semua insan”. Keseluruhan pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional 2020 ini bisa disaksikan di https://pkn.id, pada hari Sabtu, 31 Oktober 2020, pukul 19.00 – 21.00 WIB maupun di TVRI pada waktu yang sama.

Situasi pandemi Covid-19 membuat Pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional 2020 ini diselenggarakan dalam format daring sebagaimana seluruh program dalam PKN. Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 akan menjadi sebuah perhelatan kebudayaan tradisi melalui daring yang terbesar di dunia. Melibatkan 4791 seniman dan pekerja seni, 27 tema konferensi, 93 pergelaran, 1477 karya seni rupa dipamerkan secara virtual dalam lima ketegori pameran. 

Tema yang akan diusung oleh PKN 2020 dilatar belakangi oleh situasi pandemi yang membawa kita kembali mengingat kekayaan budaya nusantara. Protokol-protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah dan World Health Organization (WHO) memiliki banyak kaitan dengan akar tradisi sehat di nusantara. Tradisi mencuci tangan, tradisi tolak bala, tradisi mengisolasi diri, tradisi bersih desa, semuanya mengajarkan tentang relasi manusia dengan alam, dan pengaruhnya kemudian pada kesehatan dan kekuatan tubuh manusia dan lingkungan sosialnya. 

Relasi itu pula yang melahirkan macam-macam pengetahuan tentang bagaimana mengolah, merawat, dan memuliakan alam dan sang Pencipta. Dari sana lahir ragam pangan dan pengolahan pangan, ragam pakaian dari ilmu simpul-ikat serat-serat tanaman, ragam bangunan dan sarana transportasi, sampai dengan ragam ekspresi artistik.

Pekan Kebudayaan Nasional 2020 diharapkan menjadi bentuk interaksi budaya dalam adaptasi baru dengan memberikan lebih banyak akses kepada seluruh pemangku kepentingan untuk bersama melakukan upaya pemajuan kebudayaan dan pencapaian strategi kebudayaan nasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement