REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan terbatas di Istana Merdeka bersama pemimpin organisasi keagamaan, Sabtu (31/10). Perwakilan PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, meminta Presiden agar tampil dan memimpin dunia.
Dalam pertemuan itu, antara tokoh lintas agama dan Presiden sepakat jika kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut. Kebebasan itu harus ada bangkainya, seperti norma, budaya dan agama.
"Karena itu, orang tidak bisa bebas berekspresi dengan menghina agama lain. Fitrahnya, manusia itu ingin dihormati. Tidak ada manusia yang lahir lalu ingin dihina dan direndahkan. Pandangan Macron yang sekuleristik ini sangat berbahaya," ujar Kiai Anwar Abbas, saat dihubungi Republuka, Ahad (1/11).
Pertemuan yang digelar Presiden Jokowi bersama tokoh lintas agama ini merupakan bentuk respons atas pernyataan yang dikeluarkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, beberapa waktu lalu. Macron, menyebut ada kelompok radikal Islam yang menentang hukum Republik. Tak hanya itu, ia juga menyebut Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.