Ahad 01 Nov 2020 13:41 WIB

Muhammadiyah Minta Jokowi Pimpin Protes Dunia ke Macron

Muhammadiyah nilai kebebasan tetap harus dibingkai norma dan agama.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Indira Rezkisari
Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas meminta Presiden agar tampil dan memimpin dunia memprotes pernyataan Presiden Prancis Macron.
Foto: Republika/Darmawan
Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas meminta Presiden agar tampil dan memimpin dunia memprotes pernyataan Presiden Prancis Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan terbatas di Istana Merdeka bersama pemimpin organisasi keagamaan, Sabtu (31/10). Perwakilan PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, meminta Presiden agar tampil dan memimpin dunia.

Dalam pertemuan itu, antara tokoh lintas agama dan Presiden sepakat jika kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut. Kebebasan itu harus ada bangkainya, seperti norma, budaya dan agama.

Baca Juga

"Karena itu, orang tidak bisa bebas berekspresi dengan menghina agama lain. Fitrahnya, manusia itu ingin dihormati. Tidak ada manusia yang lahir lalu ingin dihina dan direndahkan. Pandangan Macron yang sekuleristik ini sangat berbahaya," ujar Kiai Anwar Abbas, saat dihubungi Republuka, Ahad (1/11).

Pertemuan yang digelar Presiden Jokowi bersama tokoh lintas agama ini merupakan bentuk respons atas pernyataan yang dikeluarkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, beberapa waktu lalu. Macron, menyebut ada kelompok radikal Islam yang menentang hukum Republik. Tak hanya itu, ia juga menyebut Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.