Ahad 01 Nov 2020 17:14 WIB

Upaya Bank BUMN Jaga NPL di Tengah Pandemi

Restrukturisasi menjadi salah satu cara yang ditempuh untuk menjaga NPL.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Fuji Pratiwi
Kredit bank (ilustrasi). Bank-bank BUMN menyadari adanya potensi kenaikan NPL dan melakukan berbagai strategi guna menjaga kualitas aset kredit mereka.
Foto: Tim Infografis Republika
Kredit bank (ilustrasi). Bank-bank BUMN menyadari adanya potensi kenaikan NPL dan melakukan berbagai strategi guna menjaga kualitas aset kredit mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) gross lembaga jasa keuangan pada September mencapai 3,22 persen, naik dibandingkan kuartal kedua 2020 yang sebesar 2,11 persen. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (year on year), NPL tersebut naik 60 basis poin (bps).

Kenaikan ini direspons dengan berbagai strategi dari perbankan, termasuk perusahaan pelat merah.

Baca Juga

PT Bank Mandiri (Persero) misalnya, berupaya menjaga kualitas aset produktif melalui serangkaian strategi pengelolaan portofolio. "Kami cukup optimistis untuk mencapainya," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan ketika dihubungi Republika, Ahad (1/11).

Selama periode Januari sampai September 2020, Bank Mandiri mencatatkan NPL pada posisi 3,28 persen atau naik 80 bps dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Rully mengakui, banyak tantangan yang dihadapi perseroan untuk menjaga tingkat NPL sampai akhir tahun. Khususnya terkait dengan pandemi Covid-19 yang masih menjadi faktor utama ketidakpastian sampai vaksin ditemukan, termasuk terhadap kinerja para debitur.

Salah satu strategi Bank Mandiri adalah proses restrukturisasi berdasarkan POJK Nomor 11 Tahun 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019.

Di sisi lain, Bank Mandiri juga berkomitmen memantau ketat kinerja para debitur, baik secara individu maupun portofolio, sembari mengarahkan pertumbuhan kredit ke berbagai sektor yang masih prospektif. Di antaranya yang menjadi sasaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Dengan mengandalkan strategi tersebut, Rully berharap, Bank Mandiri dapat menjaga level NPL. "Setidaknya di akhir tahun, bisa dijaga pada 3,5 sampai 3,6 persen," kata dia.

Sementara itu, Direktur Finance, Planning, dan Treasury PT Bank Tabungan Negara (Persero) Nixon LP Napitupulu menjelaskan, berbagai aksi strategis juga sudah dan akan terus dilakukan untuk menjaga NPL. Salah satunya, terkait collection rate yang terus diperbaiki. "Terutama untuk KPR," ucap Nixon.

Dalam paparan kinerja terbarunya pada pekan lalu, BTN mencatat penurunan NPL net ke level 2,26 persen dari 2,33 persen pada periode yang sama di tahun lalu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement