Senin 02 Nov 2020 04:20 WIB

Kementan Bikin Teknologi RAISA di Food Estate Kalteng

RAISA merupakan teknologi yang dirancang khusus untuk budi daya padi di lahan rawa.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Teknologi RAISA ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil dan meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau bahkan IP 300 dalam satu tahun.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Teknologi RAISA ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil dan meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau bahkan IP 300 dalam satu tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau dimana sebagian besar lahan sawahnya terdiri dari lahan rawa. Pada lahan tersebut kandungan unsur mikro seperti zat besi (Fe) dan Natrium (Na) sangat tinggi, sehingga untuk meningkatkan produksi padi perlu perlakuan khusus.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian mengatakan telah memiliki inovasi teknologi yang siap diterapkan di kawasan Food Estate tersebut untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi.

Yakni teknologi budidaya padi sawah pasang surut intensif, super dan aktual atau yang dikenal dengan teknologi budi daya padi RAISA. Mengaplikasikan teknologi RAISA ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil dan meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau bahkan IP 300 dalam satu tahun.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menyampaikan kondisi existing sebelumnya di kawasan Food Estate ini, produktivitas padi masih di bawah produktivitas nasional yakni hanya 2-4 ton per hektare. “Balitbangtan menerapkan teknologi RAISA di kawasan Food Estate, dimana akan dapat meningkatkan produkvitas padi menjadi 5-6 ton per hektare," ujar Fadjry dalam Siaran Pers, Ahad (1/11).

Fadjry menyampaikan, teknologi RAISA sudah teruji pada lahan rawa pasang surut diantaranya di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. “Sebelum diaplikasikan di kawasan Food Estate ini, teknologi RAISA berhasil dikembangkan di beberapa sentra padi yang lahannya sama-sama lahan rawa pasang surut, hasilnya  dapat meningkatkan produksi padi 13-20 persen," ujarnya

Teknologi RAISA merupakan teknologi yang dirancang khusus untuk budi daya padi di lahan rawa dengan mengadopsi beberapa teknologi pengelolaan lahan rawa yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan. Teknologi RAISA yang dirilis tahun 2018 ini telah diuji melalui demfarm dibeberapa lokasi di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan dan berhasil meningkatkan produktivitas padi lahan rawa pasang surut.

Teknologi ini komponennya aktual, karena menggunakan hasil inovasi Badan litbang Pertanian terkini untuk pengelolaan dan sistem produksi padi di lahan rawa pasang surut.

Dinilai intensif karena teknologi tersebut diklaim mendorong peningkatan hasil dan peluang peningkatan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 atau bahkan IP 300. Ia mengatakan, teknologi itu cukup prospektif untuk dikembangkan pada lahan rawa pasang surut termasuk di kawasan pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement