REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pemerintah kota Jenewa, Swiss, mengumumkan kenaikan upah gaji minimum sebagai tanggapan terhadap referendum pada akhir September. Langkah itu membuat kota tersebut memiliki gaji bulanan minimum tertinggi di dunia.
Tarif per jam baru 23 franc Swiss, sehingga akan memberikan gaji bulanan minimum 4.000 franc. Kenaikan upah dinilai perlu sebab puluhan ribu pekerja hotel, pelayan, pembersih, dan penata rambut berjuang untuk memenuhi kebutuhan.
Upah tersebut terlihat begitu besar, tetapi untuk tinggal di Jenewa itu sangat menyulitkan. "Satu kamar adalah 1.000 franc sebulan, jika Anda bisa bertahan dengan 500 franc sebulan untuk makanan, Anda mengatur keuangan yang sangat baik, asuransi kesehatan 550 per bulan per orang. Jika Anda adalah keluarga dengan dua anak, Anda hampir tidak bisa," kata pengelola Badan amal Colis du Coeur, Charly Hernandez.
Dikutip dari BBC, upah minimum Jenewa menjadi undang-undang bukan karena pemerintah memberlakukannya. Namun, warga Jenewa mengusulkannya sebagai inisiatif rakyat.
Mereka mengumpulkan cukup banyak tanda tangan untuk mengadakan referendum tentang masalah tersebut. Pada 27 September para pemilih mengatakan ya, dengan 58 persen hingga 42 persen.
Sistem demokrasi langsung Swiss itu berarti para pemilih memiliki keputusan akhir. Dengan hasil yang mendukung upah minimum, maka keputusan itu sekarang menjadi wajib.