Senin 02 Nov 2020 13:14 WIB

Kampus Swasta Harap Beasiswa SPP Diteruskan pada 2021

Beasiswa SPP dibutuhkan oleh mahasiswa yang terdampak Covid-19.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Beasiswa (ilustrasi)
Foto: yeppopo.wordpress.com
Beasiswa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di DIY berharap beasiswa Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) oleh pemerintah pusat tidak berakhir hanya pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 ini. Salah satunya Universitas Islam Indonesia (UII) yang meminta beasiswa ini dilanjutkan hingga 2021 mendatang.

Kepala Bidang Humas UII, Ratna Permata Sari mengatakan, banyak mahasiswanya yang tidak sanggup membayar SPP akibat terdampak Covid-19. Sehingga, beasiswa SPP ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa yang terdampak.

Baca Juga

Terlebih, pandemi Covid-19 belum dapat dipastikan akan berakhir. Walaupun begitu, beasiswa tersebut nantinya diharapkan lebih besar dari yang sudah diberikan di semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.

"Kami banyak mendapatkan berita ada masalah belum bayar SPP. Ketika pemerintah memberikan bantuan beasiswa kepada ribuan mahasiswa, kami berharap program itu masih ada di semester ke depan dan angkanya lebih besar," kata Ratna dalam Focus Group Discussion yang digelar Republika melalui Zoom, Sabtu (31/10).

Ratna menjelaskan, pandemi Covid-19 berdampak terhadap hampir semua sektor. Termasuk dalam proses pembelajaran di lingkungan kampus yang sebagian besarnya harus dialihkan menjadi daring.

Walaupun begitu, pihaknya juga tetap menjaga kualitas pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. Begitu pun dengan penelitian dosen-dosen yang terus didorong.

Sebab, kata Ratna, peran dosen sangat dibutuhkan di saat kondisi pandemi ini. Yakni berkontribusi dalam rangka mencerahkan dan memecahkan permasalahan bangsa melalui penelitian dosen.

"Kita berharap dosen-dosen dan peneliti tetap berproduksi. Kualitas pendidikan kaitannya dengan dosen yang melakukan penelitian, tetap punya kontribusi kepada masyarakat," ujarnya.

Pihaknya pun secara signifikan untuk memberikan hibah kepada dosen untuk menghasilkan konten pembelajaran daring. Melalui hibah ini, konten pembelajaran yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi lebih menarik dan tidak membosankan bagi mahasiswa.

"Hibah itu diberikan kepada dosen yang lebih muda, semacam mengajarkan membuat konten yang lebih millennial,"kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement