REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir membuka kembali jalur penyeberangan Rafah menuju Gaza pada Senin (2/11). Ini ketiga kalinya perbatasan Rafah dibuka sejak Maret lalu.
"Terminal akan dibuka di kedua arah selama empat hari hingga Kamis," kata kementerian yang dikelola Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Middle East Monitor.
Awal Oktober lalu laporan menyebut bahwa pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza sedang berdiskusi dengan Pemerintah Mesir untuk membuka penyeberangan Rafah secara permanen. Sejak merebaknya virus corona pada Maret lalu, penyeberangan Rafah telah ditutup oleh otoritas Mesir.
Langkah itu diambil karena adanya kekhawatiran penyebaran virus. Kairo dilaporkan telah membuka penyeberangan dalam sejumlah kesempatan terbatas selama beberapa hari, terutama untuk pemulangan warga Palestina. Setelah memasuki Gaza, para warga tersebut harus melakukan karantina selama 21 hari di lokasi tertentu yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
Warga Palestina di Gaza telah hidup di bawah blokade Israel selama 13 tahun. Hal itu menjadi penyebab terjadinya krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. Sebagian besar warga hidup dalam kemiskinan, tingkat pengangguran tinggi, dan akses terhadap layanan kesehatan terbatas.