REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan pada musim dingin kematian terkait Covid-19 dapat dua kali lebih tinggi dibandingkan gelombang pertama pandemi. Hal itu ia sampaikan saat memberikan pidato di Parlemen.
Dalam upayanya menarik dukungan dari parlemen untuk memberlakukan karantina nasional selama empat pekan. Johnson mengatakan 'tidak alternatif' selain memberlakukan karantina untuk menghindari hal tersebut.
Pada Senin (2/11), BBC melaporkan sebelum meminta masyarakat untuk tetap tinggal di rumah. Johnson akan menjelaskan ia 'memilih opsi yang benar dari setiap pilihan yang memungkinkan'.
Partai Buruh mengatakan akan mendukung karantina nasional tapi mereka mengkritik keterlambatan untuk mengambil keputusan tersebut. Sabtu (31/10) lalu dalam konferensi pers di Downing Street, Johnson mengatakan karantina nasional akan diterapkan mulai Kamis (5/11).
Peraturan itu akan menutup pub, restoran, gym, toko-toko non-esensial dan tempat ibadah. Detail peraturan itu diperkirakan akan dipaparkan di hadapan Anggota Parlemen pada Rabu (4/11).
Namun, Menteri Perumahan Inggris Robert Jenrick mengkonfirmasi peraturan baru masih mengizinkan masyarakat pindah rumah. Sementara perusahaan dan agen properti serta perusahaan pindah rumah masih dapat bekerja selama mematuhi protokol kesehatan.
"Model-model ilmuwan kami menunjukkan bila kami tidak bertindak sekarang, pada musim dingin kami akan melihat angka kematian meningkat dua kali lipat dibandingkan gelombang pertama," kata Johnson di hadapan Anggota Parlemen.
"Menghadapi angka-angkan, tidak ada alternatif lain selain mengambil langkah lebih lanjut di tingkat nasional," ujarnya menambahkan.
Johnson mengakui ada sejumlah Anggota Parlemen yang menyatakan 'kami seharusnya melakukan hal ini lebih dini'. Tapi ia membela keputusan sebelumnya untuk berupaya mengendalikan penyebaran virus melalui 'aksi dan kepemimpinan daerah yang kuat'.