REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW, ikut disikapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah, mengaku, sudah meminta kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan lembaga kebudayaan Prancis.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya meminta kepala BPSDM untuk menunda perjanjian kerja sama antara Pemerintah Aceh dengan Institut Francais d'Indonesie sebagai wujud keberatan rakyat Aceh atas sikap Pemerintah Prancis yang mendiskreditkan Islam," kata Nova lewat akun Twitter, @niriansyah.
Republika sudah mengonfirmasi kebeneran akun tersebut, dan Nova mempersilakan Republika untuk mengutip cicitannya. Nova yang juga ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Aceh mengikuti jejak Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang lebih dulu mengecam pernyataan Presiden Macron, yang sikapnya tidak bisa dibenarkan sama sekali.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga turut mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menghina agama Islam. Jokowi menganggap, pernyataan Macron telah melukai hati umat Muslim di seluruh dunia dan memecah-belah persatuan antarumat beragama.
"Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam, yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia,," ujar Jokowi seusai melakukan pertemuan dengan para pemuka agama, termasuk MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) pada Sabtu (31/10).