REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya mengingatkan kepada pengunjuk rasa agar mewaspadai terhadap provokator yang menyelusup untuk membuat kericuhan di tengah-tengah aksi yang berjalan dengan damai. "Kami berharap teman-teman koordinator lapangan bisa menjaga massanya agar jangan sampai masuk provokator-provokator yang coba nanti berbuat kerusuhan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mako Polda Metro Jaya, Senin (2/11).
Yusri juga mengatakan pihak kepolisian telah menyiapkan langkah preventif dengan menurunkan personelnya untuk melakukan penjagaan terhadap jalannya aksi dari ulah penyusup yang ingin memancing keributan. "Secara preventif kita lakukan patroli dan penjagaan supaya kegiatan ini bisa berlangsung damai hingga sore nanti," tambahnya.
Yusri mengatakan Polda Metro Jaya telah mengerahkan sebanyak 7.766 personel gabungan dari unsur TNI-Polri dan Pemda DKI Jakarta untuk mengamankan jalan dua kegiatan unjuk rasa di Ibu Kota. Unjuk rasa pertama digelar oleh elemen buruh untuk menyuarakan penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja. Kegiatan unjuk rasa ini dipusatkan di monumen Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Sedangkan unjuk rasa kedua digelar oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 di kantor Kedutaan Besar Prancis, Jakarta Pusat. Selain 7.766 personel yang telah disiagakan, sebanyak 8.000 personel cadangan gabungan dari unsur TNI-Polri dan pemerintah daerah seperti Dishub, Satpol PP hingga pemadam kebakaran telah ditempatkan di kawasan Monas.
Pada kesempatan terpisah, sejumlah koordinator aksi unjuk rasa dari elemen buruh di Patung Kuda juga terus mengingatkan kepada seluruh peserta aksi untuk waspada terhadap keberadaan provokator di tengah berlangsungnya aksi.