REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pasukan Azerbaijan menembak jatuh pesawat tempur Su-25 milik Armenia pada Ahad (1/11). Itu merupakan Su-25 ketiga yang berhasil dihancurkan Azerbaijan.
Dikutip laman Anadolu Agency, Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam keterangannya pada Senin (2/11) mengatakan sebelum ditembak jatuh, jet tempur Su-25 milik Armenia tersebut sempat melancarkan serangan udara di wilayah Zangilan. Tak lama setelah itu, militer Azerbaijan berhasil membidik dan menembak jatuh pesawat.
Tak diterangkan apakah serangan Su-25 Armenia di wilayah Zangilan menimbulkan korban jiwa. Sejak 27 September lalu, Armenia dan Azerbaijan terlibat pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya siap bekerja sama dengan Rusia menemukan solusi damai untuk konflik Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. Dia menekankan Turki memiliki hak berada dalam solusi sebanyak Rusia.
Erdogan mengatakan Azerbaijan menawarkan Turki untuk mendapat tempat dalam proses perdamaian adalah "benar". “Tidak mungkin mengesampingkan pernyataan (Presiden Azerbaijan Ilham) Aliyev. Saya percaya bahwa di sini jika Rusia berpikir tentang dimasukkan dalam solusi untuk perdamaian, maka Turki memiliki hak yang sama untuk dimasukkan untuk perdamaian seperti Rusia," kata Erdogan pada 23 Oktober lalu.
Menurut Erdogan, Turki pun seharusnya mendapat tempat di Minsk Group. Ini adalah sebuah badan yang dibentuk The Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE) pada 1992 untuk memediasi konflik Armenia-Azerbaijan.
Erdogan menilai Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) selaku presiden di lembaga tersebut belum menghasilkan solusi konkret untuk konflik Armenia-Azerbaijan. “Azerbaijan mengajukan tuntutan yang benar. Dikatakan, 'Jika Armenia menyarankan Rusia (untuk negosiasi perdamaian), maka kami menyarankan Turki. Karena itu, Turki harus terlibat dalam perundingan damai dengan Rusia," ujar Erdogan.
Konflik Armenia dan Azerbaijan di wilayah itu sebenarnya telah berlangsung sejak awal dekade 1990-an. Persengketaan wilayah mulai muncul setelah Uni Soviet runtuh. Dari 1991-1994, pertempuran kedua negara diperkirakan menyebabkan 30 ribu orang tewas.