Senin 02 Nov 2020 16:19 WIB

Penikaman Kota Quebec Tertangkap Setelah Tewas

Penikam tidak berafliasi dengan kelompok teror manapun.

Petugas polisi tim SWAT berjalan mengelilingi masjid setelah penembakan di Kota Quebec, 29 Januari 2017.
Foto: Jerusalem Post
Petugas polisi tim SWAT berjalan mengelilingi masjid setelah penembakan di Kota Quebec, 29 Januari 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Dua orang tewas dan lima luka-luka setelah ditikam oleh seorang pria berpakaian abad pertengahan dan menghunus pedang, kata polisi di Quebec Canda pada Ahad lalu. Polisi pun mencatat serangan itu tampaknya didorong oleh motif pribadi dan tidak terkait dengan kelompok teror mana pun.

"Polisi menangkap seorang pria berusia 24 tahun dari Montreal pada Ahad pagi," kata Kepala Polisi Quebec Robert Pigeon pada konferensi pers. Carl Girouard muncul di pengadilan Quebec melalui video dan didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan lima percobaan pembunuhan, menurut penyiar Radio-Canada.

"Mengenakan kostum abad pertengahan dan dipersenjatai dengan pedang Jepang, semuanya membuat kami percaya dia memilih korbannya secara acak," kata Pigeon, seraya menambahkan bahwa informasi awal menunjukkan pria itu tidak berafiliasi dengan kelompok teror mana pun.

Pigeon mengatakan tersangka telah bersiap untuk menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Surat kabar Quebec Le Soleil mengatakan tersangka memiliki wadah bensin di mobilnya. Pigeon menolak mengomentari laporan tersebut.

Insiden itu dimulai Sabtu larut malam, pada Halloween, di dalam pusat tembok kota yang bersejarah. Polisi mengatakan kepada penduduk terdekat untuk tetap di dalam rumah dan melakukan penangkapan setelah hampir tiga jam perburuan ketika keamanan pelabuhan menemukan tersangka, terbaring tanpa alas kaki di tanah.

Dengan kota diisolasi sebagian karena pandemi, hanya ada sedikit orang di jalan, membatasi potensi kerusakan, kata polisi.

"Ini sekali lagi, dan kami yakin, tindakan yang terisolasi," kata Walikota Quebec City Regis Labeaume kepada wartawan. "Kita perlu mengadakan debat masyarakat tentang masalah (kesehatan mental) karena ini menjadi semakin sulit untuk dikelola."

Pada 2017, seorang pria Kanada menembak mati enam anggota masjid Kota Quebec dan kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Kepala polisi Quebec mengatakan pada hari Ahad bahwa tersangka telah berbicara tentang melakukan serangan selama pemeriksaan medis lima tahun lalu tetapi tidak diketahui polisi dan tidak memiliki catatan kriminal.

 

Para korban diidentifikasi sebagai penata rambut Suzanne Clermont, (61 tahun), dan François Duchesne (56 tahun), direktur komunikasi museum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement