Seekor Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) dengan kondisi paruhnya yang terpotong berada di kandang transit setelah diselamatkan di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (2/11/2020). BBKSDA Riau kini menampung lima ekor elang, mayoritas adalah Elang Brontok yang merupakan satwa dilindungi, dan mereka dalam kondisi cacat karena ulah manusia tak bertanggung jawab. (FOTO : ANTARA/FB Anggoro)
Seekor Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) yang dalam kondisi kelainan perilaku karena lebih suka bergelantungan seperti kelelawar berada di kandang transit setelah diselamatkan di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (2/11/2020). BBKSDA Riau kini menampung lima ekor elang, mayoritas adalah Elang Brontok yang merupakan satwa dilindungi, dan mereka dalam kondisi cacat karena ulah manusia tak bertanggung jawab. (FOTO : ANTARA/FB Anggoro)
Seekor Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) dengan kondisi satu kakinya yang buntung berada di kandang transit setelah diselamatkan di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (2/11/2020). BBKSDA Riau kini menampung lima ekor elang, mayoritas adalah Elang Brontok yang merupakan satwa dilindungi, dan mereka dalam kondisi cacat karena ulah manusia tak bertanggung jawab. (FOTO : Antara/FB Anggoro)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Seekor Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) dengan kondisi paruhnya yang terpotong berada di kandang transit setelah diselamatkan di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau di Kota Pekanbaru, Riau, Senin (2/11/2020).
BBKSDA Riau kini menampung lima ekor elang, mayoritas adalah Elang Brontok yang merupakan satwa dilindungi, dan mereka dalam kondisi cacat karena ulah manusia tak bertanggung jawab.
sumber : Antara
Advertisement