REPUBLIKA.CO.ID, Amerika Serikat menjadi rumah bagi 2,5 juta Muslimin. Angka Muslimin AS terus meningkat sejak tragedi 9/11.
Menurut sensus agama oleh Asosiasi Statistik dari Badan Keagamaan Amerika tahun lalu, jumlah Muslimin meningkat dua kali lipat selama satu dekade. Pada 2010 lalu Muslimin Amerika Serikat hanya berjumlah sekitar satu juta orang. Peningkatan tersebut diakibatkan banyaknya mualaf disertai dengan adanya migrasi.
Meski minoritas, pertumbuhan populasi umat Islam di Amerika Serikat signfikan.
Dari sekian banyak etnis yang tinggal di Amerika Serikat, Latin, atau Hispanik menunjukkan ketertarikan yang sangat besar pada agama Islam. Dalam satu dekade, jumlah etnis Latin yang memeluk Islam meningkat dua kali lipat.
World Magazine mengabarkan, komunitas mualaf terbesar didominasi oleh etnis Afrika-Amerika, yakni sebesar 64 persen. Kendati demikian, angka peningkatan mualaf justru terjadi pada etnis Latin.
Menurut majalah Kristiani tersebut, etnis yang mengambil 17 persen demografi Amerika itu mulai menunjukkan ketertarikan pada Islam sejak 2000.
Pada 2000 sekitar enam persen dari total mualaf beretnis Latin. Namun, kemudian pada 2010 angka tersebut telah meningkat dua kali lipat. Berdasarkan survei masjid Amerika Serikat 2011, disebutkan, Latin mengambil bagian 12 persen dari total mualaf Amerika Serikat.
Menurut American Muslim Council, pada 2006 jumlah Muslim Hispanik diperkirakan telah mencapai sekitar 200 ribu.
Mengutip dokumentasi Harian Republika, imam masjid di Manhattan, Shamsi Ali, menjelaskan, sebagian besar mualaf Latin berasal dari kalangan pendidikan, profesional, dan wanita. Ia juga menuturkan, peningkatan angka mualaf Hispanik terjadi sejak insiden 9/11.
Bom teror yang menyudutkan Islam justru membuat warga etnis Latin tertarik pada Islam. "Meski tragedi 9/11 menyebabkan diskriminasi pada Muslim, banyak non-Muslim yang sebelumnya tak pernah mengenal Islam justru bertanya-tanya tentang makna Islam," ujarnya dikutip dari halaman Patheos.
Ketua Umum Studi Islam di American University, Washington DC, Ahmad Akhar, menuturkan, ketertarikan warga Latin pada Islam karena pencarian spiritualitas. Sifat monoteisme dan sistem keimanan yang terstruktur pada Islam yang menarik hati mereka hingga mendapat hidayah.
Selain itu, beberapa tahun terakhir, banyak literatur Islam yang diterjemahkan dalam bahasa Spanyol. Alhasil, mereka dapat dengan mudah mengakses sumber-sumber keislaman.
"Dengan memeluk Islam, beberapa warga Latin merasa seolah-olah terhubung pada akar Spanyol mereka yang tertanam sejak 800 tahun lalu dalam sejarah Islam di Spanyol Tenggara, seperti Granada, Cordova, Seville, dan Andalusia," tuturnya.
Menurut Antropolog Pendidikan Islam di Universitas Columbia, Louis Cristillo, tren pertumbuhan warga Latin Amerika Serikat yang memeluk Islam dapat dilihat dari banyaknya organisasi lokal dan nasional yang dibentuk untuk membantu para mualaf Latin. Mereka bergerak di dunia maya dan banyak membantu etnis Latin mengenal Islam. Tak hanya itu, Muslim Latin di Amerika Serikat bahkan memiliki acara tahunan "Hispanic Muslim Day".