Senin 02 Nov 2020 19:15 WIB

Konversi PLTD ke EBT, PLN Siapkan Anggaran Rp 100 Triliun

Pendanaan di pembangkit EBT jauh lebih mudah dibandingkan pembangkit energi fosil

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Petugas memeriksa rangkaian mesin Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Legon Bajak, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (28/4).
Foto: Antara/Aji Styawan
Petugas memeriksa rangkaian mesin Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Legon Bajak, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyebut membutuhkan anggaran dana yang besar untuk mengkonversi pembangkit listrik tenaga diesel menjadi pembangkit dengan energi baru dan terbarukan.

PLN berencana mengkonversi sebanyak 5.200 unit mesin PLTD yang tersebar di 2.130 titik lokasi melalui tiga tahapan. Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad mengatakan akan ada 200 titik lokasi PLTD dengan kapasitas 225 MW.

Baca Juga

"(Investasinya) belum bisa saya sampaikan, tapi let's say 225 MW misalnya 1 kWh 22 sen dikali 4 pembangkit kira-kira Rp 100 triliun lebih. Tapi itu perkiraan saya," ujar Ikhsan, Senin (2/11).

Untuk itu, pihaknya menggandeng Asian Development Bank agar pendanaan proyek tersebut dapat berlanjut. Menurut dia, pendanaan di pembangkit EBT jauh lebih mudah dibandingkan dengan pembangkit berbasis energi fosil.

Selain itu, pihaknya bakal mengundang sejumlah mitra untuk bergabung dalam proyek tersebut melalui lelang yang akan diadakan. "Kami akan buka bidding. Silakan teman-teman yang tertrik untuk bangun Indonesia dengan EBT," tambahnya.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatskan pihaknya menyadari untuk proyek konversi tersebut pihaknya tidak bisa berjalan sendiri. Di samping itu, pihaknya menilai pada saat ini telah banyak pihak yang ingin terlibat untuk melestarikan lingkungan dengan energi yang lebih bersih.

"Karena kami sadari tidak bisa jalan sendiri, dan perlu gandengan dengan pihak lain agar optimal," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement