REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Profesor sejarah Yahudi yang ramalannya mengenai pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) selalu tepat memprediksi kemenangan Joe Biden. Profesor Allan Lichtman menjelaskan ia menggunakan metode yang dinamakan Keys to White House.
Dilansir dari The Jerusalem Post, Senin (2/11) Lichtman menjelaskan metodenya di stasiun televisi Fox News. Metode yang pertama kali dicetuskan tahun 1981 bersama ilmuwan Rusia Vladimir Keillis-Borok dan dipublikasikan ke dalam buku tahun 1996 ini terinspirasi studi gempa bumi.
Metode itu memiliki 13 faktor atau yang disebut 'keys' yang menjadi indikator hasil pemilihan presiden. Sebagian besar berdasarkan performa pejawat dan partainya. Bila pemerintahan pejawat masih dipercaya rakyat maka ia pasti mempertahankan Gedung Putih.
Faktor-faktor lain mencakup berbagai topik, seperti skandal dan kemampuan partai menguasai House of Representative. Faktor lainnya yang menentukan antara lain perekonomian negara, gejolak sosial, keberhasilan militer atau kebijakan luar negeri, kharisma kandidat dan lain sebagainya.
"Yang dihitung mengelola pemerintahan bukan, kampanyenya," kata Lichtman menjelaskan.
Berdasarkan teorinya, bila kandidat memiliki enam atau lebih faktor yang telah ia tentukan maka kemungkinan menangnya akan lebih besar. Sementara kampanye dan komentar yang disampaikan selama kampanye akan diabaikan pemilih karena dianggap retorika kampanye.
Lichtman berhasil meramalkan kemenangan Donald Trump pada 2016 lalu. Padahal pengamat lain memprediksi kemenangan Hillary Clinton. Trump menyadari hal itu dan mengucapkan terimakasih pada Lichtman dalam artikelnya di Washington Post. Tetapi kali ini Lichtman meramalkan kemenangan kandidat dari Partai Demokrat.
"Sekarang Trump pejawat, sekitar tujuh faktor yang menentangnya, prediksi saya Donald Trump akan menjadi presiden satu periode pertama setelah George H.W pada tahun 1992 yang gagal terpilih kembali dan Joe Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya," kata Lichtman.
Prediksi Lichtman ini berdasarkan peristiwa tahun 2020 sebab sebelum tahun ini kesempatan Trump lebih tinggi. Sebab hanya empat faktor yang menentangnya untuk meraih periode kedua.
Namun hal itu berubah setelah pandemi virus Corona dan dampaknya terhadap ekonomi serta gejolak sosial yang dipicu kematian George Floyd di Minneapolis. Lichtman mengutip mantan presiden AS Herbert Hoover yang menjabat saat Depresi Besar.
"Ketika Anda Presiden, Anda dipuji atas hari yang cerah dan disalahkan karena hujan, dan saat ini Amerika diterpa hujan yang sangat deras," katanya.
Lichtman menulis di media sosial Twitter untuk menegaskan kembali ramalannya. "Prediksi akhir saya berdasarkan Keys to the White House tidak berubah," katanya.
"Saya masih memprediksi Donald Trump menjadi presiden pertama yang gagal terpilih kembali sejak 1992 dan Joe Biden akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya," tambahnya.