REPUBLIKA.CO.ID, IZMIR -- Sebuah keajaiban datang setelah petugas berhasil menarik keluar hidup-hidup dua gadis dari reruntuhan sebuah gedung apartemen di Kota Izmir, Turki pada Senin (2/11). Mereka berhasil selamat tiga hari usai bencana gempa dahsyat bermagnitudo 7,0 yang melanda Turki hingga Yunani pada Jumat (30/10).
Gempa itu telah memakan 85 korban jiwa dan hampir 1.000 orang terluka di Turki. Di Yunani, bencana itu menewaskan dua remaja dan sedikitnya 19 orang lainnya mengalami luka-luka.
Petugas penyelamat bersorak ria ketika Idil Sirin (14 tahun) berhasil dikeluarkan dari puing-puing setelah terjebak selama 58 jam. Kendati demikian, saudaranya Ipek (8 tahun) tak dapat diselamatkan.
Tujuh jam kemudian, tim penyelamat berhasil mengeluarkan Elif Perincek (3 tahun) setelah ibu dan dua saudara perempuannya telah diselamatkan dua hari sebelumnya. Menurut sebuah laporan, Elif Perincek menghabiskan 65 jam di reruntuhan apartemennya dan menjadi orang ke-106 yang diselamatkan hidup-hidup.
Muammer Celik dari tim pencarian dan penyelamatan Istanbul mengira Elif sudah mati saat mengetahui anak itu di dalam reruntuhan. Wajahnya telah tertutup oleh debu. “Saat saya membersihkan debu dari wajahnya, dia membuka matanya. Saya tercengang," kata Celik dikutip dari CNA, Selasa.
"Itu adalah keajaiban, itu adalah keajaiban yang benar. Gadis itu tidak akan melepaskan tangannya selama operasi penyelamatan. Sekarang, saya kakaknya," ucap Celik.
Gempa tersebut masih menjadi perdebatan. Berdasarkan Survei Geologi AS gempa itu bermagnitudo 7,0. Sementara Institut Kandilli Istanbul menyebut 6,9 dan Badan Manajemen Darurat Turki mengatakan 6,6.
Gempa itu telah memicu tsunami kecil yang melanda Samos, Yunani dan distrik Seferihisar di Izmir, Turki yang menenggelamkan seorang wanita lanjut usia. Guncangan dirasakan di seluruh Turki barat, termasuk di Istanbul serta di ibu kota Yunani, Athena. Ratusan gempa susulan menyusul.
Turki memang berada di atas garis patahan dan rentan terhadap gempa bumi. Pada 1999, dua gempa kuat menewaskan sekitar 18 ribu orang di barat laut Turki. Gempa bumi juga sering terjadi di Yunani.
Turki disebut turut menjadi bagian penyebab kerusakan dan kematian akibat gempa bumi. Sebab, Turki memiliki bangunan tua dan konstruksi murah bahkan ilegal.
Pemerintah Turki kemudian memperketat aturan bangunan sehubungan dengan gempa bumi untuk memperkuat atau menghancurkan bangunan tua yang sedang dilakukan di kota-kota Turki. Namun, langkah itu belum dapat dilakukan dengan cepat.