Selasa 03 Nov 2020 05:10 WIB

Sepekan Dibuka, Terjadi Dua Kali Insiden Pendakian

Baru sepekan dibuka, terjadi dua insiden di jalur pendakian Gunung Slamet

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Christiyaningsih
Gunung Slamet. Baru sepekan dibuka, terjadi dua insiden di jalur pendakian Gunung Slamet. Ilustrasi.
Foto: Antara
Gunung Slamet. Baru sepekan dibuka, terjadi dua insiden di jalur pendakian Gunung Slamet. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet di wilayah Banyumas dan Purbalingga baru dibuka kembali pada Kamis (22/10). Pembukaan kembali kegiatan pendakian ini diberlakukan setelah status kegunungapian Gunung Slamet diturunkan dari Siaga ke Aktif Normal.

Namun baru sepekan aktivitas pendakian dibuka, sudah terjadi dua insiden pendakian di jalur pendakian Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga. Kedua insiden yang memaksa tim SAR harus turun tangan tersebut terjadi pada Jumat (30/10) dan Ahad (1/11).

Baca Juga

Insiden pertama melibatkan delapan remaja pendaki asal Banyumas. Saat pendakian sampai di pos II, seorang pendaki berjenis kelamin perempuan sakit. Mendapati hal ini, anggota rombongan lainnya menelpon tim SAR yang berada di base camp Dusun Bambangan untuk membantu proses evakuasi.

Tim SAR pun langsung naik ke pos II untuk melakukan evakuasi. Dari pemeriksaan diketahui pendaki bernama Elsa Qurratul Aini (19) tersebut mengalami gejala acute mountain sickness (AMS).

Masalahnya adalah saat tim SAR tiba di lokasi pendaki yang sakit, para pendaki yang merupakan rekan korban langsung meninggalkan rekannya. Tidak satu pun pendaki anggota rombongan yang menunjukkan sikap solidaritas turun ke base camp.

"Semua rekan pendaki yang sakit langsung melakukan pendakian setelah tim SAR datang," jelas Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet Dusun Bambangan, Saiful Amri, Senin (12/11).

Terkait kejadian ini, Saiful menyatakan pihaknya langsung menemui ketujuh rekan pendaki tersebut saat turun di base camp. Mereka diingatkan agar menjunjung sikap solidaritas.

"Sebagai remaja yang menyatakan dirinya pecinta alam, seharusnya mereka menjunjung tinggi sikap solidaritas. Bukan hanya terhadap teman serombongan, tapi juga pada rekan pendaki lainnya," katanya.

Sedangkan insiden kedua terjadi saat seorang pendaki asal Jakarta terjatuh hingga mengalami cedera pada bagian kaki di pos enam jalur pendakian. "Pendaki tersebut bernama Mauludin Saputra (17)," jelas Saiful.

Pendaki yang mengalami kecelakaan tersebut juga harus dievakuasi tim SAR karena cederanya cukup parah. "Bagian kaki pendaki ini mengalami dislokasi. Kalau dipaksakan turun ke bawah sendiri bisa menyebabkan cederanya bertambah parah," terangnya.

Terkait kejadian ini, Saiful mengingatkan agar para pendaki lebih berhati-hati saat melakukan pendakian. Hujan yang kerap mengguyur jalur pendakian menyebabkan kondisi jalur menjadi licin. "Kami mengimbau kepada pendaki agar lebih berhati-hati," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement