Selasa 03 Nov 2020 09:25 WIB

Detik-Detik Meninggalnya Muawiyah

Sebelum Meninggal, Muawiyah menitipkan pesan kepada anaknya.

Detik-Detik Meninggalnya Muawiyah. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi di gurun pasir.
Foto: Pixabay
Detik-Detik Meninggalnya Muawiyah. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi di gurun pasir.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Ketika Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan menjelang kematiannya, dia berkata, "Dudukkanlah aku!"

Maka orang-orang membantunya untuk duduk. Mulailah dia bertasbih dan berdzikir menyebut nama Allah, lalu menangis dan berkata, "Kamu baru mengingat Tuhanmu, hai Muawiyah, setelah tua dan kemampuanmu menurun? Padahal, dulu ini tubuh pemuda yang mekar dan harum semerbak!"

Baca Juga

Dia pun menangis sejadi-jadinya, lalu berkata, "Wahai Tuhanku, kasihanilah orang tua yang pembangkang ini, yang berhati keras ini. Ya Allah, maafkanlah ketersandunganku dan ampunilah  ketergelinciranku. Jenguklah dengan kelembutan-Mu, orang yang hanya berharap pada-Mu dan hanya percaya pada-Mu."

Diceritakan bahwa salah seorang sesepuh Quraisy menjenguk Muaiwiyah bersama rombongannya. Mereka melihat kulitnya pecah-pecah. Maka Muawiyah mengucapkan puja dan puji kepada Allah lalu berkata:

"Apakah dunia ini lebih dari sekadar apa yang telah kita rasakan dan telah kita lihat? Ketahuilah, demi Allah, kita telah menerima mekar bunganya dengan senang hati dan dengan menikmati hidup kita, kemudian kita tinggal di dunia untuk menyaksikan kemunduran semua itu, kondisi demi kondisi, sedikit demi sedikit lantas dunia menimpakan keburukan kepada kita, kita pun menjadi seperti pakaian usang akibatnya. Dunia pun mengangkat senjata menyerang kita. Ah, dasar! Dunia memang negeri yang buruk. Dunia memang negeri yang buruk!"

Berikut ini pidato terakhir Muawiyah:

Wahai manusia! Aku adalah tanaman pertanian yang telah dipanen. Aku sudah selesai memerintah kalian, dan siapapun yang menjadi penggantiku pasti dia jauh lebih buruk daripada diriku sebagaimana khalifah sebelumku jauh lebih baik dari pada diriku.

Hai Yazid (putraku)! Apabila ajalku tiba, suruhlah seorang yang pria bijaksana untuk memandikan jenazahku karena orang yang bijaksana memiliki kedudukan di sisi Allah. Dan hendaklah dia memandikan jenazahku dengan lembut serta mengucapkan takbir dengan lantang. Kemudian gunakanlah saputangan untuk mengambil pakaian Nabi SAW dan beberapa helai rambutnya serta potongan kukunya (yang kusimpan) di lemari. Letakanlah helaian rambutnya apda hidung, mulut, dan mataku serta bungkuslah kulitku dengan pakaiannya sebelum kain kafanku.

Hai Yazid (putraku), camkanlah bahwa pesan Allah yang dititipkan pada kedua orang tua! Apabila kalian telah menurunkanku ke liang kuburku, maka pergilah segera! Biarkanlah Muawiyah bersama yang Paling Penyayang di antara yang Penyayang.

Muhammad ibn Uqbah menuturkan, "Ketika maut menjemput Muawiyah, dia berkata, "Aduh, seandainya dulu aku hanyalah pria Quraisy yang tinggal di Dzu Thuwa (sebuah tempat di negeri Syam) dan seandainya aku sama sekali tidak pernah mengemban jabatan ini."

Sumber:

Syekh Majdi Muhammad asy-Syahawi / Bekal Menggapai KEmatian yang Husnul Khatimah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement