REPUBLIKA.CO.ID, OPA-LOCKA -- Presiden pejawat Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan mempertimbangkan untuk memecat Anthony Fauci setelah pemilihan pada Selasa (3/11). Keputusan ini diambil akibat kasus yang terus melonjak dan dia merasa kesal atas kondisi tersebut.
Berbicara pada rapat umum kampanye di Opa-locka, Florida, Trump menyatakan kekesalannya karena melonjaknya kasus virus yang telah menewaskan lebih dari 231 ribu orang di AS tahun ini. Pernyataan ini kemudian memicu pendukungnya untuk mulai meneriakkan "Pecat Fauci".
"Jangan memberitahu siapa pun kecuali biarkan saya menunggu sampai sedikit setelah pemilihan," jawab Trump kepada ribuan pendukung Senin (2/11) pagi. Trump menyatakan menghargai nasihat para pendukungnya itu.
Trump tidak bisa langsung memecat Fauci. Secara teoritis, dia dapat menekan bos Fauci, Francis Collins, atau Menteri Layanan Kemanusiaan dan Kesehatan Alex Azar untuk melakukannya.
Bahkan dengan mengabaikan sumbangsih ilmiah Fauci, mengambil langkah itu secara politik akan menjadi luar biasa. Hal ini merujuk pada presiden Republik, George W. Bush, yang menganugerahi Fauci dengan Presidential Medal of Freedom. Fauci juga memiliki dukungan bipartisan yang cukup besar di Kongres.
Gejolak terbaru yang membuat Fauci dalam sasaran Trump karena membuat kritik paling tajamnya terhadap tanggapan Gedung Putih terhadap virus corona. Dia telah menjadi lebih blak-blakan dengan menuding Trump telah mengabaikan nasihatnya.
Fauci mengatakan belum berbicara dengan Trump selama lebih dari sebulan. Dia telah memperingatkan negara itu sedang menuju musim dingin yang menantang jika tidak segera dilakukan lebih banyak hal untuk memperlambat penyebaran penyakit.
Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post akhir pekan ini, Fauci memperingatkan AS harus menghadapi banyak luka dalam beberapa pekan ke depan karena melonjaknya kasus virus corona. Dia mengatakan AS perlu membuat perubahan mendadak dalam tindakan pencegahan kesehatan masyarakat.
Pernyataan itu bukan yang terburuk. Fauci secara jelas mengatakan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, menganggapnya serius dari perspektif kesehatan masyarakat. Sementara Trump, menurutnya melihat dari perspektif yang berbeda.
Fauci terlibat dalam gugus tugas virus corona Gedung Putih. Dia mengkritik tajam perspektif pemerintahan menekankan ekonomi dan pembukaan kembali negara.