Selasa 03 Nov 2020 16:10 WIB

Dirjen WHO Bekerja dari Ruang Isolasi Selama Karantina

Dirjen WHO sebelumnya berinteraksi dengan seorang pasien positif Covid-19.

Red: Nora Azizah
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan dirinya tengah menjalani isolasi mandiri selama beberapa hari.
Foto: AP / Christophe Ena
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan dirinya tengah menjalani isolasi mandiri selama beberapa hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan dirinya tengah menjalani isolasi mandiri selama beberapa hari. Sebelumnya, ia bertemu dan berinteraksi dengan seseorang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Saya teridentifikasi kontak erat seseorang yang positif kena COVID-19. Kondisi saya saat ini baik dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun," kata Ghebreyesus lewat tayangan langsung yang disiarkan saat jumpa pers rutin di Markas WHO, Jenewa, Senin (2/11) waktu setempat.

Baca Juga

Dalam kesempatan itu, ia memastikan tidak ada kegiatan dan program WHO yang berubah selama ia menjalani karantina. Pasalnya, ia tetap akan bekerja dari ruang isolasi dan terus berkomunikasi dengan pejabat tinggi serta staf lainnya yang masih bekerja di Markas WHO atau tempat lainnya.

"Ini saat yang sangat penting bagi kita semua untuk patuh terhadap protokol kesehatan," ujarnya.

Ia menambahkan, hanya dengan tunduk terhadap aturan maka warga dunia dapat bersama-sama memutus rantai penularan virus Covid-19. Kemudian, juga melindungi sistem kesehatan di masing-masing negara yang beberapa di antaranya telah kewalahan menghadapi lonjakan pasien COVID-19.

Saat menyampaikan sambutan dari ruangan karantina, Ghebreyesus turut memperingatkan adanya lonjakan kasus positif di beberapa negara Eropa dan Amerika Utara. Lonjakan kasus positif dapat mempengaruhi kapasitas tenaga kesehatan untuk terus merawat pasien COVID-19, kata Ghebreyesus.

"Dalam situasi kritis, tenaga kesehatan akan dihadapkan pada pilihan sulit, khususnya untuk menentukan pasien mana yang perlu jadi prioritas," ujar dia.

Oleh karena itu, ia mendorong seluruh negara yang masih menghadapi COVID-19 agar mengalokasikan lebih banyak dana demi memperkuat sistem layanan kesehatan selama situasi pandemi. Data WHO per 2 November 2020 menunjukkan ada total 440.557 kasus baru dalam waktu 24 jam terakhir sehingga jumlah pasien positif COVID-19 di seluruh dunia mencapai 46.403.652 orang.

Dari jumlah itu, 1.198.569 di antaranya meninggal dunia. Amerika Serikat masih menempati urutan teratas untuk negara dengan jumlah pasien positif COVID-19 terbanyak, disusul oleh India, Brazil, Rusia, Prancis, Spanyol, Argentina, Kolombia, Inggris, dan Meksiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement