REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angkatan laut Sri Lanka mengatakan, lebih dari 100 paus telah diselamatkan setelah terdampar di pantai barat daya pulau itu pada Selasa. Penduduk desa melanggar jam malam baru yang diberlakukan karena wabah virus corona untuk bergabung dengan angkatan laut, mengarungi ombak yang pecah untuk mendorong paus kecil kembali ke laut di Panadura, selatan Ibu Kota Kolombo.
"Kami mendorong mundur semuanya tadi malam, sekitar 100 hingga 120 paus, namun empat paus mati selama operasi penyelamatan," kata juru bicara angkatan laut Kapten Indika de Silva kepada Reuters, Selasa.
Seorang nelayan, Upul Ranjith, mengatakan, peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya. Itu kali pertama ia melihat paus pilot bersirip pendek terdampar.
"Saya sedang memancing ketika saya melihat petak gelap dan sekitar 100 ekor (paus) terdampar. Kami telah mendorong sebanyak yang kami bisa untuk kembali ke laut," ujar Ranjith.
Fenomena paus terdampar di perairan dangkal sebagian besar masih menjadi misteri bagi para ilmuwan. Pada September, beberapa ratus paus mati di perairan dangkal lepas pantai Australia. Peristiwa tersebut merupakan salah satu rekor terdamparnya paus dalam jumlah terbesar di dunia.