Selasa 03 Nov 2020 17:47 WIB

Kurang Dikenal, Kampanye Buah Lokal Perlu Diperbanyak

Kuncinya ada pada peningkatan kualitas buah lokal.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Buah-buahan (ilustrasi). Kampanye buah lokal perlu diperbanyak untuk memanfaatkan momentum kenaikan permintaan terhadap produk dalam negeri.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Buah-buahan (ilustrasi). Kampanye buah lokal perlu diperbanyak untuk memanfaatkan momentum kenaikan permintaan terhadap produk dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah melemahnya ekonomi nasional akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan, permintaan subsektor pertanian pada komoditas hortikultura seperti sayur dan buah segar tengah mengalami peningkatan. Karena itu, kampanye buah lokal perlu diperbanyak untuk memanfaatkan momentum kenaikan permintaan terhadap produk dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tren produksi buah-buahan lokal pada kurun waktu empat tahun mengalami peningkatan.

Baca Juga

Pada 2019, produksi buah-buahan lokal mencapai 22,5 juta ton atau naik 4,8 persen dibandingkan 2018. Bahkan, buah-buahan tahunan menjadi komoditas ekspor terbesar ketiga setelah kopi dan tanaman obat. Nilai ekspornya mencapai 140.228 dolar AS.

Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto menilai peningkatan kualitas buah perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak. Termasuk dari kalangan pengusaha dalam mendorong peningkatan eskpor buah lokal.

"Kuncinya ada pada peningkatan kualitas buah lokal. Kita harus terus mengkampanyekan makan buah Nusantara," kata Riyanto, dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian, Senin (2/11).

Sejak 2006, pemerintah melalui Kementan melakukan pengembangan buah-buahan unggul di seluruh daerah. Kegiatan ini meliputi pengembangan kawasan dan pendampingan penerapan budidaya sesuai dengan kaidah good agriculture practice. Di samping itu, Kementan juga terus memfasilitasi para petani dengan sarana prasarana pascapanen hingga proses pengolahan dan pemasaran.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement